Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perum Perumnas makin gesit bersaing dengan pengembang swasta. Lantaran tidak mendapat izin melantai ke bursa oleh pemerintah, sebagai gantinya, Perumnas akan mendorong anak usahanya untuk initial public offering (IPO) pada tahun 2017 atau 2018 mendatang.
Saat ini, Perumnas memiliki dua anak usaha, PT Propernas Griya Utama dan PT Propernas Nusa Dua. "Kami akan melihat yang mana yang siap lebih dulu," ujar Hakiki Sudrajat, Direktur Keuangan Perumnas kepada KONTAN, belum lama ini.
Asal tahu saja, Propernas Griya Utama tengah menggarap perumahan yang tersebar di Jakarta Timur, Bekasi, dan Tarogong, Balikpapan. Selain itu, ada superblok Sentraland Semarang yang mencakup apartemen, hotel dan kondotel, perkantoran, serta area komersial.
Perumnas juga sedang menyiapkan superblok dengan konsep serupa di Surabaya, Pontianak, dan Bandung. Namun, proyek itu masih dikerjakan sendiri oleh Perumnas. "Seluruh Sentraland akan diambil alih oleh Propernas Griya Utama," jelas Hakiki.
Sementara, Propernas Nusa Dua yang merupakan anak usaha patungan antara Perumnas dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) II (Persero), berencana mengembangkan lahan (landbank) PTPN II seluas 850 hektare (ha) di Medan menjadi kota mandiri baru.
Untuk menggarap proyek ini, menurut Hakiki, menjadi perusahaan publik bisa menjadi strategi Perumnas untuk memperoleh tambahan modal kerja. Sebagai gambaran, untuk mendukung ekspansi tahun ini, Perumnas mengajukan plafon modal kerja sebesar Rp 600 miliar pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Adapun komposisi pendanaan Perumnas adalah 70% internal dan 30% eksternal.
Sayangnya, Hakiki belum bisa memberi tahu target perolehan dana dari IPO anak usaha. Yang jelas, dia bilang, IPO baru bisa terlaksana paling cepat tiga tahun lagi. "Sekarang, aset Propernas Griya Utama masih Rp 200 miliar. Kami baru akan lepas kalau asetnya sudah mencapai Rp 1 triliun," jelasnya.
Supaya aset Propernas Griya melonjak, anak usaha ini mendapat tugas menggenjot pembangunan proyek komersial dengan label Sentraland. Proyek komersial menyumbang margin lebih tinggi, mencapai 30%, ketimbang rumah subsidi yang hanya 6%-10%.
Tahun ini, Perumnas menargetkan pendapatan tumbuh 25% dari tahun 2013 yang sebesar Rp 1,2 triliun. Untuk target laba tahun ini, Hakiki enggan menyebut. Tahun lalu, laba Perumnas Rp 94 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News