Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Perum Perumnas kian agresif menambah portofolio proyek komersialnya. Sebanyak 27 proyek akan dikerjakan oleh perusahaan pelat merah itu mulai 2014 sampai dengan tiga tahun mendatang.
Direktur Utama Perumnas Himawan Arief Sugoto menjelaskan, proyek baru Perumnas tersebar di Medan, Palembang, Pontianak, Jakarta, Karawang, Bandung, Cianjur, Semarang, Surabaya, Malang, dan Makassar. Hingga 80% proyek masih didominasi oleh rumah subsidi.
Namun demikian, Perumnas juga makin gencar membangun rumah non subsidi serta proyek mixed-use dengan label Sentraland yang mencakup mal, hotel, dan kawasan bisnis. Proyek mixed-use itu digarap oleh anak usahanya, PT Propernas Griya Utama.
Nah, untuk membangun proyek anyarnya, tidak tertutup kemungkinan Perumnas akan menggandeng pihak lain. "Bisa sesama badan usaha milik negara (BUMN), bisa juga swasta," terang Himawan usai rapat koordinasi nasional (rakornas) di Jakarta, Kamis (20/3).
Beberapa BUMN yang sudah meneken MoU dengan Perumnas antara lain PTPN II (Persero), PT Inhutani (Persero), PT Berdikari (Persero), dan PT Perikanan Nusantara (Persero). Ambil contoh, melalui kerjasama dengan PTPN II, Perumnas akan menggarap 850 hektare (ha) lahan milik perusahaan perkebunan itu di Medan.
Direktur Keuangan Perumnas Hakiki Sudrajat menambahkan, perusahaannya juga terus melakukan penjajakan dengan calon investor swasta, termasuk dari Korea Selatan dan Singapura. "Salah satunya Agung Podomoro Group. Kami juga akan melanjutkan kerjasama dengan PT Bakrieland Development Tbk," ungkapnya.
Himawan menghitung, Perumnas bisa meraup penjualan hingga Rp 10 triliun dari 27 proyek baru. Adapun estimasi nilai investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 2,5 triliun.
Seiring dengan makin banyaknya proyek komersial, Perumnas percaya diri mampu meraih pertumbuhan yang lebih tinggi pada 2014. Perusahaan berharap pendapatannya tumbuh hingga 25%.
Sebagai perbandingan, pada 2013, pendapatan Perumnas meningkat 15% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi Rp 1,204 triliun. Sementara laba perusahaan tercatat sebesar Rp 94 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News