kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perumnas tawarkan rusun Rp7 juta per meter


Senin, 02 Oktober 2017 / 16:30 WIB
Perumnas tawarkan rusun Rp7 juta per meter


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Perumnas mengembangkan proyek Transit Oriented Development (TOD). Setelah memulai pembangunan TOD di Stasiun Tanjung Barat, perusahaan pelat merah ini kembali melakukan ground breaking atau peletakan batu pertama proyek TOD di Stasiun Pondok Cina pada Senin (2/10).

Di Stasiun Pondok Cina, Perumnas akan membangun empat tower hunian vertikal dengan kapasitas 3.693 unit di lahan seluas 27.706 m2. Proyek ini akan memakan investasi Rp 1,45 triliun.

Sekitar 30% dari proyek ini ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang akan disubsidi pemerintah. Harga unit hunian subsidi ini dipasarkan lebih murah yakni Rp 7 juta per meter persegi (m2). Sedangkan TOD Stasiun Tanjung Barat sebelumnya, Perumanas melego hunian subsidinya sebesar Rp 9 juta per m2.

Sementara untuk harga hunian (apartemen) non subsidi akan dipasarkan dengan harga sekitar Rp 16 jutaan per m2.

Muhammad Nawir, Direktur Pemasaran Perum Perumnas mengatakan, harga hunian subsidi yang dipatok untuk TOD Stasiun Tanjung Barat memang sengaja dipasarkan dengan harga lebih murah dari rencana sebelumnya yang sekitar Rp 8,6 juta per m2. "Ini atas permintaan menteri BUMN agar lebih terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah, " kata Nawir, Senin (2/10).

Selain dari sisi harga, Kementerian BUMN juga menghimbau agar tipe unit yang ditawarkan untuk hunian subsisi lebih besar dari TOD Tanjung Barat agar lebih tepat untuk menyasar keluarga-keluarga kecil.

Hunian subsidi Stasiun Pondok Cina ditawarkan hanya dalam dua tipe yakni satu kamar dengan ukuran 32 m2 dan dua kamar dengan luas 45 m2. Dengan begitu harga satu unit rusun ini dibanderol seharga mulai Rp 224 juta.

Proyek TOD Stasiun Pondok ini dibangun di atas lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Dengan begitu sertifakat hunian ini nanti adalah Hak Guna Bangunan (HGB) di atas Hak Pengelolaan Lahan (HPL).

Dengan kondisi HGB di atas HPL, hunian yang ada di proyek ini nantinya tidak bisa diperjualbelikan sebelum 20 tahun. Konsumen baru bisa menjual setelah 20 tahun dan harus dijual ke pengelola proyek.

Perumnas membangun TOD Stasiun Tanjung Barat bekerja sama dengan KAI sebagai pemilik lahan dengan skema BOT selama 50 tahun. Meskipun sertifikat hunian ini HGB di atas HPL, namun minat masyarakat untuk membeli unitnya cukup bagus.

Saat KONTAN menyambangi booth pendaftaran nomor urut pemesanan (NUP) TOD Stasium Pondok Cina pukul 15.00 WIB pada Senin (2/10) sudah ada 75 NUP yang terdaftar. Padahal booth tersebut baru pertama dibuka pada pukul 11.00 WIB.

Nawir mengatakan, animo masyarakat untuk membeli proyek TOD yang mereka bangun memang sangat besar. Terbukti dari pemesanan yang datang di TOD Stasiun Tanjung yang oversubcribed atau kelebihan permintaan. "NUP yang masuk di atas 1.300, padahal jumlah unit yang ditawarkan hanya 1.200-an, " kata Nawir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×