kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan air lokal mulai unjuk gigi


Minggu, 09 Maret 2014 / 15:41 WIB
Perusahaan air lokal mulai unjuk gigi


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bukan rahasia lagi bahwa industri air minum dalam kemasan di Indonesia, di dominasi oleh asing. Namun tahun ini sejumlah pemain lokal mulai ambil ancang-ancang untuk bisa tandingi pemain asing.

Hendro Baroeno, Ketua Umum Asosiasi Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) mengatakan saat ini pemain besar di industri AMDK memang sebagian besar adalah pemain asing. Namun tahun ini, pemain lokal pun ingin unjuk gigi. "Salah satu contoh yang saya tahu, CLEO, pemain lokal ini, kini punya 12 pabrik," ujar Hendro pada KONTAN, Jumat (7/3).

Ia menambahkan dengan menambah pabrik, selain meningkatkan kapasitas produksi, hal tersebut juga mengurangi beban operasional perusahaan karena memotong jalur distribusi. CLEO adalah mereka AMDK yang diproduksi oleh PT Sariguna Primatirta.

Sementara itu pemain lokal di industri AMDK adalah merek-merek dagang seperti Prima, CLEO, dan 2 Tang. Prima adalah perusahaan AMDK yang diproduksi oleh PT Sinar Sosro. Adapun 2 Tang dimiliki oleh PT Tang Mas. Selain itu banyak perusahaan AMDK lokal di sejumlah daerah.

Hendro mengatakan ada beberapa pemain asing di industri AMDK, yaitu merek-merek seperti Aqua, Purelife, dan Club. Aqua merupakan perusahaan air minum dalam kemasan yang diproduksi dan dimiliki 99,79% sahamnya oleh PT Tirta Investama, anak usaha dari Danone Grup yang bermarkas pusat di Eropa. Aqua menguasai sekitar paling sedikit 40% dari pasar AMDK nasional.

Adapula Purelife yang dimiliki oleh Nestle Grup. Oktober tahun lalu, juga mulai masuk ke industri AMDK, yaitu PT Asahi Indofood beverage Makmur (AIBM). Perusahaan baru hasil patungan antara Indofood CBP Sukses Makmur dengan Asahi Group Holding Southeast Asia ini, bergabung dalam persaingan industri AMDK usai mengakuisisi merek dagang air minum CLUB dengan nilai akuisisi Rp 2,2 triliun. Selain itu juga masih ada beberapa pemain asing seperti PT Akasha Wira International, anak usaha dari Coca-Cola yang bermain di industri AMDK dengan merek dagang ADES.

Meski demikian, Hendro mengaku belum memiliki data yang spesifik berapa pembagian market share, antara perusahaan asing, patungan, dan perusahaan lokal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×