Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Menurut Syahrial, berkaca pada implementasi di luar negeri, truk-truk yang menggunakan LNG memiliki tingkat efisiensi sekitar 20%--30% lebih baik ketimbang pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM). Proyeksi tersebut baru berdasarkan aspek harga LNG yang menurut Syahrial berada di kisaran Rp 7.000—Rp 8.000 per liter LNG.
Selain itu, pada umumnya perawatan kendaraan yang menggunakan LNG juga lebih mudah dibandingkan kendaraan yang memakai BBM. Tingkat keamanan kendaraan pengguna LNG juga lebih baik mengingat gas yang bocor akan langsung menguap dengan cepat dan tidak tumpah seperti BBM.
“Suara mesin kendaraan yang menggunakan LNG terdengar lebih halus,” tambah Syahrial.
Baca Juga: PLN Jakarta Raya luncurkan aplikasi pengisian baterai kendaraan listrik
LNG juga punya daya jelajah tinggi. Tangki bahan bakar LNG umumnya memiliki volume yang lebih besar dengan kapasitas bervariasi hingga 450 liter, sehingga memungkinkan truk sanggup menempuh perjalanan sampai 1.000 kilometer.
Syahrial memastikan, uji coba truk yang menggunakan LNG akan dilakukan secepatnya. Pihak PGAS kini tinggal menunggu kesiapan Aptrindo untuk mengimplementasikan bahan bakar LNG pada truk.
“Untuk truk pengadaannya mungkin sekitar dua sampai tiga bulan. Harapannya tengah tahun bisa jalan program ini,” ungkap dia.
Baca Juga: Harga batubara belum stabil, efek corona masih timbulkan ketidakpastian
Secara jangka panjang, selain perannya sebagai energi ramah lingkungan, penggunaan LNG pada truk diharapkan dapat menekan nilai impor BBM sekaligus mengurangi defisit neraca minyak dan gas (migas).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News