kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan Gas Negara (PGAS) teken kerjasama dengan pengusaha truk Indonesia


Jumat, 06 Maret 2020 / 16:20 WIB
Perusahaan Gas Negara (PGAS) teken kerjasama dengan pengusaha truk Indonesia
PT Perusahaan Gas Negara Tbk menandatangani nota kesepahaman dengan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) pada Jumat (6/3).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) berupaya memperluas pemanfaatan Liquified Natural Gas (LNG) di sektor transportasi. Karenanya, perusahaan berkode saham PGAS ini menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) pada Jumat (6/3).

Direktur Strategi dan Pengembangan  Perusahaan Gas Negara Syahrial Mukhtar menyampaikan, pada intinya MoU tersebut merupakan upaya PGAS untuk mendorong penggunaan gas pada truk-truk milik Aptrindo yang baru diremajakan.

Baca Juga: Menteri ESDM minta PLN proaktif serap pasar dari kalangan badan usaha

“Kami berharap, truk-truk baru milik anggota Aptrindo nanti sudah beralih ke LNG yang lebih bersih,” kata dia ketika ditemui Kontan, Jumat (6/3).

Untuk melaksanakan kerja sama ini, PGAS menunjuk anak usahanya yakni PT Gagas Energi Indonesia (GAGAS). Implementasi kerja sama tersebut diawali dengan skema pilot project yang mana nilai investasinya diperkirakan sekitar US$ 1 juta.

Syahrial menyebut, pasokan LNG domestik yang dibutuhkan untuk truk tergolong tinggi yakni mencapai 18,5 BBTUD. Ini dengan asumsi terdapat 10.000 truk per tahun yang mengkonversi bahan bakarnya menjadi LNG.

Baca Juga: Investor asing masih berburu bluechips ini di tengah aksi jual, saham apa saja?

Penggunaan LNG sebenarnya sudah marak dilakukan di beberapa negara maju di Eropa, Amerika, hingga China. Sejumlah produsen truk yang menggunakan LNG juga cukup banyak, misalnya Scania, Volvo, Iveco, Isuzu, FAM, dan Shacman.

Menurut Syahrial, berkaca pada implementasi di luar negeri, truk-truk yang menggunakan LNG memiliki tingkat efisiensi sekitar 20%--30% lebih baik ketimbang pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM). Proyeksi tersebut baru berdasarkan aspek harga LNG yang menurut Syahrial berada di kisaran Rp 7.000—Rp 8.000 per liter LNG.

Selain itu, pada umumnya perawatan kendaraan yang menggunakan LNG juga lebih mudah dibandingkan kendaraan yang memakai BBM. Tingkat keamanan kendaraan pengguna LNG juga lebih baik mengingat gas yang bocor akan langsung menguap dengan cepat dan tidak tumpah seperti BBM.

“Suara mesin kendaraan yang menggunakan LNG terdengar lebih halus,” tambah Syahrial.

Baca Juga: PLN Jakarta Raya luncurkan aplikasi pengisian baterai kendaraan listrik

LNG juga punya daya jelajah tinggi. Tangki bahan bakar LNG umumnya memiliki volume yang lebih besar dengan kapasitas bervariasi hingga 450 liter, sehingga memungkinkan truk sanggup menempuh perjalanan sampai 1.000 kilometer.

Syahrial memastikan, uji coba truk yang menggunakan LNG akan dilakukan secepatnya. Pihak PGAS kini tinggal menunggu kesiapan Aptrindo untuk mengimplementasikan bahan bakar LNG pada truk.

“Untuk truk pengadaannya mungkin sekitar dua sampai tiga bulan. Harapannya tengah tahun bisa jalan program ini,” ungkap dia.

Baca Juga: Harga batubara belum stabil, efek corona masih timbulkan ketidakpastian

Secara jangka panjang, selain perannya sebagai energi ramah lingkungan, penggunaan LNG pada truk diharapkan dapat menekan nilai impor BBM sekaligus mengurangi defisit neraca minyak dan gas (migas).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×