Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan konstruksi pelat merah mendukung rencana pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap penggarapan proyek-proyek elevated seiring terjadinya kecelakaan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) dan kecelakaan lainnya.
Terkait kecelakaan tersebut, PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor mengatakan belum mengetahui penyebab pasti dari kecelakaan tersebut. "Kalau untuk penyebabknya kami masih menunggu hasi investigasi," ujar Shastia Hadiarti, Sekretaris Perusahaan Waskita Karya saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (20/2).
Menyusul kejadian tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bakal menghentikan sementara proyek-proyek infrastruktur, khususnya proyek infrastruktur elevated, seperti tol atau jembatan.
Lebih lanjut Shastia bilang, sembari menunggu hasil evaluasi, pihaknya bakal meningkatkan dan memperbaiki seluruh aspek termasuk keamanan konstruksi dan keselamatan kerja, serta memperketat prosedur kerja di lapangan. Kendati begitu, dia mengklaim target-target pembangunan masih akan tetap sesuai rencana.
Sementara itu, Steve Kosasih, Direktur Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mengatakan, pihaknya akan melakukan review ulang terhadap seluruh sistem dan prosedur manajemen Quality, Safety, Health, dan Environmental (QSHE) yang diterapkan dalam proyek-proyek WIKA yang sedang berjalan.
Perusahaan ini bakal meminta izin kepada Kementerian PUPR untuk melanjutkan kembali pembangunan proyek infastruktur yang ditangani oleh WIKA. "Jika telah memenuhi syarat, diharapkan WIKA bisa memperoleh izin tersebut dari Kementerian PUPR dalam waktu yang tidak terlalu lama," ujar Steve saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (20/2).
Senada, Direktur Utama Jasa Marga pun mengaku tidak keberatan jika pemerintah menghentikan sementara proyek infrastruktur elevated.
Desi Arryani, Direktur Utama Jasa Marga mengatakan, adanya evaluasi terhadap proyek elevated justru bagus untuk mendukung kinerja proyek Jasa Marga ke depan. Pasalnya, perusahaan kontraktor pelat merah ini tengah menggarap proyek tol Jakarta Cikampek elevated.
Dia juga menilai, dengan menghentikan sementara pengerjaan proyek elevated, hal itu tidak menganggu kinerja keuangan maupun target selesainya proyek. "Pasti ada mundurnya, tetapi mundur sebulan kan tidak masalah. Enggak ada efeknya," ujarnya di Jakarta, Selasa (20/2).
Menurutnya, dalam melaksanakan proyek, Jasa Marga memiliki jeda kontrak, tetapi juga ada hal-hal yang menyangkut keselamatan kerja. Sebagai gambaran, ketika perusahaan menargetkan selsainya pengerjaan proyek di bulan Agustus, secara internal target tersebut selesai di bulan Desember.
Apalagi menurut Desi, pengerjaan tol Jakarta-Cikampek cukup berat karena sangat kompleks, sehingga proses evaluasi terkait metode pengerjaan, manajerial kerja di lapangan menjadi penting untuk dlakukan.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI), Budi Harto mengatakan, proses evaluasi tersebut diprediksi berlangsung dalam waktu sekitar seminggu hingga tiga minggu. Asal tahu saja, dalam melakukan evaluasi terhadap pengerjaan proyek elevated, AKI bakal memimpin proses evaluasi dengan membentuk tim independen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News