Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Kirana Megatara melakukan ekspansi bisnis ke industri beras dengan mendirikan PT Sumber Energi Pangan (SEP). Pendirian perusahaan milik Theodore Permadi Rachmat mantan bos Astra ini sudah mulai dilakukan pada akhir tahun 2014 kemarin.
SEP yang bermarkas di Palembang, Sumatera Selatan tersebut bahkan telah memiliki dua pabrik dengan kapasitas produksi beras sebesar 200.000 ton per tahun. Ke depan, SEP menargetkan bisa melakukan ekspansi pembangunan pabrik sebanyak tiga pabrik lagi.
CEO Kirana Mengara Group Martinus S.Sinarya mengatakan perusahaan ini didirikan untuk membuka peluang pasar yang lebih besar kepada masyarakat. Beras yang diproduksi diberi merek "Raja Beras".
Nantinya mereka ini akan menjadi merek "Raja" saja. Beras ini sudah dijual di seluruh Indonesia dengan harga sekitar Rp 9.500 - Rp 10.000 per kilogram (kg). Kelompok usaha Triputra Group ini memiliki dua pabrik, satu di Palembang dengan kapasitas produksi 125.000 ton per tahun dan satunya lagi di Belitang dengan kapasitas 75.000 ton per tahun.
"Pabrik yang di Belitang itu berada dekat persawahan sehingga memudahkan pembelian bahan baku," ujar Martinus kepada KONTAN, Selasa (16/6).
Martinus menjelaskan SEP tidak memiliki sawah, tapi semua pasokannya dibeli dari petani. Karena itu, SEP menjalin kerjasama dengan para petani sawah dengan membeli gabah atau beras di atas harga pembelian pemerintah (HPP).
Untuk gabah SEP membeli di atas harga Rp 4.300 per kg, dan beras di atas harga Rp 7.300 per kg. Dengan demikian, SEP dapat membantu petani mendapatkan harga yang tinggi bagi padi atau beras milik mereka.
Menurut Martinus, SEP akan melebarkan sayap bisnisnya dengan membangun tiga pabrik lain lagi sampai tahun 2018. Rencananya pabrik tersebut akan di bangun di Jawa Timur, antara di Madiun atau Ngawi, di Sulawesi dan Aceh. Sehingga pada tahun 2018, SEP nantinya memiliki total 5 pabrik beras.
Dengan pabrik sebanyak itu, SEP menargetkan bisa memproduksi sebanyak 700.000 ton beras per tahun. Investasi tiap pembangunan satu pabrik sekitar Rp 150 miliar. "Sebenarnya kami juga punya pabrik di Karawang, tapi ukurannya kecil sehingga tidak dihitung
Perusahaan ini juga telah memiliki jaringan untuk menjual beras mereka ke pasar untuk dikonsumsi masyarakat. Jaringan tersebut akan diperluas di seluruh Indonesia dan diharapkan bisa menjangkau masyarakat kelas menengah ke bawah. SEP juga menjual beras itu kepada seluruh karyawan Kirana Megatara Grup.
Dari hitungan Martinus, sampai tahun 2020, SEP dapat memproduksi 1 juta ton beras per tahun dan menguasai 2,5% pangsa pasar dari 40 juta kebutuhan beras di Indonesia per tahun.
Direktur Kirana Megatara Johanes Chandra menambahkan bahwa selama ini SEP menyerap beras dari masyarakat langsung. Rata-rata penyerapan beras dan gabah dari petani sebesar 15.000 ton hingga 20.000 ton per bulan pada masa panen.
Tapi pada masa pasca panen, penyerapannya sedikit, yakni tinggal sekitar 1.000 ton. "Tapi prinsipnya berapa pun yang dibawa petani akan kita serap semua," katanya.
Dalam pendirian SEP, Kirana Mengatara Group bekerjasama dengan pabrik lokal yakni PT Belitang Panen Raya (BPR).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News