kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pesanan jasa produksi TGKA turun


Jumat, 07 April 2017 / 12:05 WIB
Pesanan jasa produksi TGKA turun


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Tigaraksa Satria Tbk mencatatkan pendapatan Rp 9,61 triliun sepanjang tahun lalu. Nilai pendapatan terpaut 0,92% lebih tinggi ketimbang capaian tahun 2015, yakni Rp 9,53 triliun.

Maklum, keempat unit usaha Tigaraksa Satria tak mencatatkan kinerja atraktif. Mengintip laporan tahunan di Bursa Efek Indonesia (BEI) 6 April 2017, pendapatan produk konsumsi tercatat Rp 9,05 triliun dan produk edukasi tercatat Rp 160,39 miliar. Masing-masing unit usaha itu hanya tumbuh 1,35% dan 2,11% ketimbang tahun 2015.

Adapun penjualan gas melalui PT Blue Gas Indonesia tahun lalu tercatat Rp 380,22 miliar atau menyusut 7,46% ketimbang tahun 2015. Penurunan penjualan itu belum seberapa. Pendapatan jasa manufaktur mengempis 19,44% menjadi Rp 22,45 miliar.

Lianne Widjaja, Presiden Direktur PT Tigaraksa Satria Tbk, menjelaskan, pendapatan jasa manufaktur menyusut karena pesanan PT Fonterra Brand Indonesia menurun. Fonterra menurunkan jasa produksi susu, setelah fasilitas produksinya di Cibitung Jawa Barat mulai beroperasi. Selama ini Tigaraksa melayani produksi susu Anlene, Anmum dan Bonetto.

Asal tahu, jasa manufaktur Tigaraksa Satria mencakup layanan produksi dan pengemasan susu bubuk khusus untuk pihak ketiga. Tigaraksa Satria melakoni bisnis jasa ini sejak tahun 2006 dengan memanfaatkan fasilitas produksi di Sleman, Yogyakarta.

Alhasil sepanjang tahun lalu fasilitas produksi Sleman hanya mengolah 5.968 ton produk. Volume produksi itu mengempis 6,81% dibandingkan dengan tahun 2015 yang mencapai 6.404 ton.

Namun perlu diketahui, Fonterra bukan satu-satunya prinsipal jasa manufaktur Tigaraksa Satria. Perusahaan itu berkode saham TGKA juga punya tiga prinsipal lain.

Tigaraksa Satria melayani jasa manufaktur produk Lactamil untuk PT Sarihusada Generasi Mahardhika serta produk Produgen dan Chocomax untuk PT Djembatan Dua. Kalau untuk prinsipal PT Soho Industri Pharmasi, Tigaraksa Satria malayani jasa manufaktur produk Susu Curcuma Plus dan Dianeral.

Kendati kinerja unit usaha jasa manufaktur tahun lalu tak menggembirakan, Tigaraksa Satria tak berkecil hati. "Dari business plan yang sudah kami buat, jasa manufaktur masih akan berkontribusi meskipun jumlahnya tidak signifikan," tutur Lianne, kepada KONTAN, Kamis (6/4).

Tambah empat prinsipal

Meski pendapatan tahun lalu turun, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih Tigaraksa Satria masih naik. Laba bersih tahun 2016 tumbuh 8,19% menjadi Rp 199,40 miliar.

Tanpa membeberkan target, Tigaraksa Satria tentu ingin kinerja tahun ini mendaki. Strategi penambahan prinsipal anyar menjadi pilihan mereka. Prinsipal baru tesebut akan melengkapi sekitar 15 prinsipal yang telah mereka gandeng.

Hanya saja, Tigaraksa Satria masih merahasiakan identitas prinsipal yang sedang didekati. Mereka cuma bilang membidik prinsipal dari produk konsumsi, baik makanan maupun nonmakanan. Pilihan tersebut berangkat dari capaian kinerja selama ini yakni unit usaha produk konsumsi menjadi kontributor utama pendapatan.

Selain itu, Tigaraksa Satria akan memperbesar unit usaha produk edukasi. Strategi perusahaan tersebut adalah menambah produk baru dan memacu penjualan secara online. "Kami akan meningkatkan layanan dengan market place yang sedang kami garap dan diperkirakan pada awal semester II dapat terealisasi," tutur Lianne.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×