Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Setelah ditinggal Kenwood Electronics Malaysia Sdn Bhd, produsen perakitan elektronik dan telepon seluler (ponsel) PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) belum berhasil mendapat klien baru. Rencana penambahan klien dari Taiwan yang sempat digadang-gadang, belum mendapat kata sepakat.
Meski belum punya klien baru, namun PT Sat Nusapersada Tbk masih bisa menuai kenaikan pesanan perakitan dari klien yang sudah ada. "Investor dari Taiwan masih belum ada keputusan pasti, cuma merek yang sudah existing sedang membahas penambahan lini produksi," kata Smailly Andy Investor Relation PT Sat Nusapersada Tbk kepada KONTAN (2/3).
Sayang, Andy enggan membeberkan detail penambahan produksi tersebut. Yang pasti, menurut Andy PTSN telah menyiapkan belanja modal alias capital expenditure tahun ini senilai Rp 100 miliar untuk menambah lini produksi termasuk renovasi pabrik di Batam. "Ada penambahan tiga lini produksi," kata dia.
Sekadar gambaran, dengan penambahan mesin baru tersebut, kemampuan produksi ponsel PT Sat Nusapersada naik menjadi 225.000 unit per bulan. Selain tambah mesin, manajemen juga melakukan renovasi pabrik agar daya tampung lebih banyak.
Untuk renovasi ini, akan ada penambahan lantai dari dua lantai menjadi empat lantai dengan investasi US$ 30 miliar. Untuk renovasi pabrik ini, Sat Nusapersada rencananya akan merampungkan Maret 2016, atau bulan ini.
Meski optimistis dengan bisnisnya, namun Smailly khawatir dengan rencana pemerintah yang melakukan revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 38/2013 tentang Ketentuan Impor Ponsel. Menurut dia, jika kebijakan impor ponsel dilonggarkan, maka akan ada peluang bagi pedagang ponsel untuk mengimpor ponsel lebih banyak. "Seharusnya kebijakan impor itu dilakukan jika ada pabrik di Indonesia," kata Smailly.
Karena pro-kontra revisi beleid impor ponsel itu belum kelar, ia pun belum berani membeberkan target bisnis tahun ini. Smailly bilang, mereka masih menunggu keputusan terkait aturan tersebut.
Asal tahu saja, pasca Kenwood memutus kontrak, Sat Nusapersada memperkuat bisnis perakitan ponsel dan produk teknologi. Adapun kerjasama produksi saat ini dilakukan dengan Asus, Lenovo, Xiaomi.
Sebagai catatan, sampai September 2015 yang lalu, kontribusi pendapatan terbesar Sat Nusapersada, pertama berasal Sony Energy Devices Corporation senilai US$ 3,2 juta yakni untuk merakit baterai. Kedua, berasal dari TOA E&I Pte Ltd senilai US$ 1,2 juta. Adapun yang ketiga penjualan dari Allied Telesyn International (Asia) Pte, Ltd senilai US$ 1 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News