kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pesawat PT Dirgantara CN-245 terbang di 2018


Selasa, 24 Januari 2017 / 16:26 WIB
Pesawat PT Dirgantara CN-245 terbang di 2018


Sumber: Antara | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pesawat terbaru buatan PT Dirgantara Indonesia (DI) jenis CN-245 ditargetkan mulai terbang pada 2018. Direktur PT DI Budi Santoso, mengatakan, saat ini pesawat tersebut masih dalam tahap desain.

"Karena ini pesawat derivatif (turunan) dari CN-235, jadi bukan pesawat baru 80% komponen sama dengan CN 235 dan 295. Jadi, kita targetkan 2018 sudah bisa terbang," kata Budi, Selasa (24/1).

Budi mengatakan target pembuatan pesawat tersebut bisa dikejar pada 2018 karena dinilai tidak seberat dalam pembuatan pesawat CN 219. "Kalau 219 itu buat semua baru, kalau 245 kita buat ekornya saja, jadi yang lain sama, sertifikasinya sama melanjutkan yang 235," katanya.

Saat ini PT DI tengah mengurus sertifikasi yang dibantu oleh Airbus, perusahaan manufaktur pesawat yang bermarkas di Toulouse, Prancis melalui kerja sama. Hal itu dilakukan untuk mempercepat proses sertifikasi pesawat di bawah tipe ATR 72 tersebut.

Airbus mendukung karena akan melengkapi seri sebelumnya, yaitu VN 235 dan CN 295. Meskipun dalam proses sertfikasi dibantu oleh Airbus, Budi menegaskan ide dan desain murni hasil karya anak negeri.

Dia mengatakan CN-245 merupakan pesawat kecil untuk daerah komersil yang jika dikembangkan bisa berkapasitas bisa 30-50 penumpang seiring dengan perkembangan teknologi yang semula hanya 10-12 penumpang.

Saat ini, Budi menuturkan pesawat-pesawatnya sebagian besar dibeli untuk keperluan pemerintahan dibandingkan dengan swasta, porsinya masih 90:10. "Kalau untuk keperluan pemerintahan itu biasanya mempertimbangkan kegunaan, tapi kalau swasta itu harga paling penting," katanya.

Selain itu, negara-negara yang paling banyak memesan pesawat-pesawat PT DI tersebut, yaitu dari Timur Tengah dan Afrika. "Itu pasar-pasar baru karena bisa dibilang dulu Afrika belum bisa beli pesawat baru, sekarang sudah bisa. Timur Tengah juga kita harapkan tidak ada masalah," katanya.

Budi mengatakan, salah satu kelebihan dari pesawat yang diproduksi PT DI yaitu bisa dimodifikasi sesuai pesanan, terutama untuk VVIP.

(Juwita Trisna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×