Reporter: Mona Tobing | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Trend gaya hidup mengkonsumsi makanan organik mendorong petani untuk memproduksi beras organik. Salah satunya petani padi di Karanganyar, Jawa Tengah. Selain peluang pasar ekspor yang luas, harga jual beras organik juga terbilang tinggi.
Tiga kecamatan yang menjadi sentra beras organik di Jawa Tengah setiap kali panen mampu memproduksi beras organik sebesar 7 ton per hektare (ha). Kelompok tani tiga daerah di Karangpandan, Kabupaten Karanganyar dan Mojogedang telah memproduksi beras organik antara lain, beras hitam, beras merah, beras pandan wangi, beras menthik wangi dan beras menthik susu.
Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Kementerian Pertanian (Kemtan), rata-rata luas tanaman organik masing-masing daerah berkisar antara 30 ha sampai 300 ha. Sementara produksinya berkisar antara 7 ton per ha.
Kecamatan Karangpandan tercatat yang memiliki produktivitas tinggi. Luas lahan tertanam mencapai 300 hektare dengan rata-rata produksi setiap hektare-nya mencapai 7 ton.
Sementara harga jual beras organik juga di atas rata-rata beras medium yang beredar di pasar. Harga beras organik mencapai Rp 30.000 per kilogram (kg) di pasar lokal. Tidak hanya pasar dalam negeri, beras organik juga begitu digemari pasar Taiwan.
Yusni Emilia Harahap, Ditjen P2HP Kemtan optimis pasar beras organik dalam negeri akan semakin bernas. Sebab, gaya hidup masyarakat saat ini gemar mengkonsumsi makanan organik. "Kami akan mitrakan dengan eksportir untuk ekspor beras organik ke Taiwan," ujar Emilia, Senin (13/4).
Untuk diketahui, jenis beras premium dan beras unggul lokal memiliki karakteristik cita rasa dan aroma khusus. Negara tujuan ekspor antara lain Amerika Serikat, Jerman, Belgia, Swiss, Italia, Singapura. Saat ini ada 12 perusahaan eksportir beras jenis organik, beras ketan hitam dan beras premium.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News