Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
Sementara itu, Sugeng menilai bahwa kondisi kandang yang dimiliki oleh peternak umumnya kurang memenuhi syarat karena belum menggunakan sistem closed house.
Baca Juga: Ancaman impor ayam Brasil mengintai, begini tanggapan pengusaha
Padahal, pembiayaan yang diperlukan untuk meng¬-upgrade kandang ke dalam bentuk kandang dengan sistem closed-house membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, campur tangan pemerintah dalam menyediakan skema pembiayaan dengan bunga yang murah dinilai menjadi penting.
Terakhir, Gopan juga berharap pemerintah bisa mempertahankan pasar-pasar tradisional yang ada sebagai ‘lahan’ bagi peternak rakyat skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Baca Juga: Menggulung peluang gurih dari telur gulung
Sugeng menjelaskan bahwa selama ini saja peternak mandiri sudah mengalami kesulitan dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan besar yang memasarkan produknya di pasar tradisional.
Namun demikian, arus importasi ayam yang masuk dari Brasil dinilai berpotensi memperparah kondisi persaingan yang ada di pasar tradisional lantaran dapat memicu peningkatan jumlah suplai produk ayam perusahaan-perusahaan besar di pasar tradisional.
Baca Juga: Kinerja Sierad Produce (SIPD) makin ciamik pada paruh pertama 2019
Dalam hal ini, Sugeng menilai perlu ada campur tangan pemerintah untuk melindungi peternak-peternak ayam skala kecil dan menengah.
“perusahaan besar dan perusahaan kecil itu kan pasarnya sama. Maka dari itu saya usulkan harus ada kekhususan bagi peternak rakyat agar mereka bisa tetap eksis,“ jelas Sugeng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News