kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peternak ayam & telur minta pemerintah jaga harga


Minggu, 07 Januari 2018 / 18:25 WIB
Peternak ayam & telur minta pemerintah jaga harga


Reporter: Abdul Basith | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peternak ayam potong dan telur ayam minta tindakan pemerintah guna menjaga harga. Hal itu menanggapi rencana pemerintah yang berencana membuat rentang harga bagi daging ayam dan telur ayam.

Selama ini ketika harga jatuh peternak tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk mengerek harga. "Hal penting dari regulasi adalah tindakan pemerintah ketika harga jatuh ataupun harga tinggi," ujar Sigit Prabowo, Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN) kepada Kontan.co.id, Minggu (7/1).

Tindakan pemerintah diungkapkan Sigit menjadi hal penting mengingat tidak adanya intervensi pemerintah ketika harga jatuh. Sigit bilang sebelumnya, Perum Bulog melakukan intervensi pasar.

Ketika harga ayam dan telur rendah maka Bulog akan menyerap. Begitu pula apabila harga kedua bahan pangan tersebut berada di atas harga batas maka Bulog akan intervensi berupa operasi pasar.

Indikator bagi intervensi Bulog pun sebelumnya sudah diatur oleh pemerintah. "Harga acuan dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 27 dapat menjadi indikator kapan Bulog perlu melakukan intervensi," terang Sigit.

Selain serapan, infrastruktur penunjang juga diperlukan dalam menjaga harga. Gudang penyimpanan berpendingin juga diperlukan agar dapat mengatur peredaran ayam dan telur di pasar.

Sigit bilang, sebelumnya Bulog mampu menyerap dan memiliki gudang penyimpanan saat harga turun. Hal tersebut dapat berguna sebagai stok ketika harga melonjak naik.

Sigit juga menyinggung mengenai ayam yang rentan terkena penyakit akibat faktor cuaca. Hal tersebut dapat menghambat produksi.

Bahan pakan pun saat ini masih terus menjadi perhatian peternak. Sigit bilang peternak masih menyesuaikan bahan baku pakan untuk dapat membuat ayam cepat besar.

Ketua Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas, Anton Supit mengatakan, harga ayam dan telur merupakan mekanisme pasar sehingga pemerintah tidak dapat mengatur harga. Pemerintah dinilai dapat mengatur suplai sehingga dapat menjaga harga.

Meski begitu Anton menekankan agar pemerintah turut melakukan tindakan apabila harga sedang turun. "Hal yang penting adalah tindakan pemerintah ketika harga turun," jelas Anton.

Pada tahun 2017, Anton bilang harga ayam merosot. Selama tahun 2017 Anton bilang peternak bisa merugi selama 10 bulan.

Anton bilang pemerintah perlu menjaga keberlangsungan produsen. Selain mengatur harga untuk konsumen, produsen pun perlu diperhatikan.

Anton mengatakan, penerapan harga eceran tertinggi (HET) seperti pada daging, tidak akan efektif dan jangan sampai terjadi pada komoditas ayam. Masuknya daging kerbau tidak membuat harga daging sapi turun, justru membuat impor daging kerbau meningkat.

Tindakan pemerintah ketika harga jatuh juga menjadi penekanan bagi Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, Singgih Januratmoko. Singgih menyepakati aturan rentang harga dengan harapan terdapat tindakan pemerintah ketika harga anjlok. "Hal yang penting harga bawah harus ditentukan dan ketika turun di bawah harga tersebut perlu ada tindakan pemerintah," kata Singgih.

Kondisi saat ini memang harga telah berada di atas harga acuan. Namun, peternak dinilai belum dapat menikmati karena produksi yang juga terus turun.

Mengenai batasan harga yang tepat, Anton bilang untuk harga ayam potong berkisar antara Rp 16.500 per kilogram (kg) hingga harga tertinggi sebesar Rp 20.000 per kg. Sementara harga terendah untuk telur yang tepat sebesar Rp 17.000 per kg dan tertinggi Rp 21.000 per kg.

Sebelumnya Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN), Kementerian Perdagangan (Kemdag), Tjahya Widayanti bilang akan mengatur harga pada pihak produsen. "Harga acuan yang ada rentang ini akan dilakukan pada tingkat produsen terlebih dahulu," jelas Tjahya.

Tjahya bilang, rentang harga masih dalam tahap pembahasan. Pengaturan rentang harga ini ditujukan agar menjaga harga tidak melampaui harga acuan sehingga dapat menjaga inflasi. Sementara itu Tjahya juga menilai akan melihat harga yang masih toleran terhadap peternak. Hal tersebut agar peternak tidak terus merugi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×