Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepekan terakhir harga telur ayam ras mulai meningkat menjadi sekitar Rp 25.000 per kg. Hal ini dikarenakan produksi yang menurun karena perubahan cuaca, sementara permintaan konsumen cenderung stabil.
Harga telur di tingkat peternak pun turut meningkat. Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko mengatakan, harga telur di tingkat peternak saat ini sekitar Rp 20.000-Rp22.000 per kg. Angka ini lebih tinggi dibandingkan harga referensi yang ditetapkan pemerintah yakni Rp 18.000 per kg.
Meski harga di tingkat peternak turun meningkat, namun Singgih berpendapat peternak tidak mendapatkan untung yang besar. Pasalnya, harga produksi turut meningkat menjadi sekitar Rp 18.000-Rp 19.000 per kg. Ditambah, produksi telur yang menurun.
"Biaya produksi juga meningkat 10%-20%. Peternak tidak bisa untung karena bila seharusnya produksi 8 butir, menjadi 6 butir. Biaya yang dikeluarkan sama, tetapi jumlah telurnya berkurang," ujar Singgih kepada Kontan.co.id, Jumat (15/12).
Singgih dan Koordinator Forum Peternak Layer Nasional (PLN), Ki Musbar pun menyoroti harga acuan telur yang ditetapkan oleh pemerintah. Mereka berpendapat, harga acuan telur sebaiknya ditentukan per masing-masing daerah karena harga pokok produksinya berbeda-beda.
"Pemerintah jangan menetapkan harga acuan penjualan tetapi harga pokok produksinya berapa. Biaya produksi di Jawa Barat, Jawa Tengah dan di Jawa Timur kan berbeda. Di Sumatera dan wilayah lainnya juga," tambah Musbar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News