Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Produsen pupuk pelat merah, PT Petrokimia Gresik optimistis produksi tahun ini akan meningkat. Ini lantaran pasokan gas ke pabrik semakin lancar, sehingga utilisasi produksi bisa digenjot.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Hidayat Nyakman mengklaim, tahun ini pasokan gas sebagai bahan baku produk pupuk mulai lancar. Ini berbeda dengan kondisi tahun lalu yang kerap tersendat.
Seiring membaiknya pasokan gas, utilisasi produksi, baik untuk pupuk subsidi maupun non-subsidi, pun diprediksi bisa naik 5% dibanding tahun lalu. "Sehingga utilisasi produksi bisa mencapai 90% di tahun ini," ujarnya.
Utilisasi sebesar 90% ini setara dengan 4,55 juta ton. Jumlah ini terdiri dari produksi pupuk NPK sebesar 2,6 juta ton, pupuk ZA 750.000 ton, dan sebanyak 800.000 ton pupuk SP36. Sedangkan sebanyak 400.000 ton merupakan produk pupuk non-subsidi, seperti NPK Kebomas, ZK, DAP, KCL, Rock Phosphate, Petronik, Petro Kalimas, Petro Biofertil, dan Kapur Pertanian.
Total produksi pupuk tersebut berasal dari 16 pabrik milik perusahaan. Selain pupuk, lima pabrik milik anak usaha PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) ini juga memproduksi beberapa produk kimia lainnya.
Produk kimia nonpupuk tersebut seperti amoniak, asam sulfat, asam fosfat, cement retarder, dan alumunium flourida. Saban tahun, Petrokimia Gresik mampu menghasilkan produk kimia nonpupuk seberat 1,6 juta ton.
Tak hanya yakin bisa mengerek produksi, Hidayat juga optimistis rencana pembangunan pabrik amoniak-urea II bisa teralisasi tahun ini. Dia bilang, proyek ini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan demi menjamin ketersedian pupuk di pasaran.
Katanya, perusahaan sudah mengundang peserta tender untuk pembangunan pabrik. Ditargetkan dalam waktu tiga hingga empat bulan ke depan, perusahaan sudah bisa mendapatkan pemenang. "Yang jelas, tahun ini, harus sudah mulai dibangun," ujar Hidayat.
Pembangunan pabrik amoniak urea II diperkirakan memakan waktu selama tiga tahun. Sehingga, pada kuartal II 2016, pabrik ini sudah beroperasi. Adapun, investasi pendirian pabrik diproyeksikan mencapai US$ 580 juta. Saat beroperasi nanti, kapasitas produksi Petrokimia Gresik akan bertambah sebesar 550.000 ton per tahun.
Guna menjamin keamanan pasokan bahan baku saat pabrik baru beroperasi, Hidayat mengaku, pihaknya sudah menjalin kesepakatan dengan Husky-CNOOC Madura Ltd. untuk memenuhi pasokan gas. Husky-CNOOC sepakat memasok gas sebanyak 85 million metric standard cubic feet per day (mmscfd).
Kesepakatan ini ini akan menjamin pasokan gas selama 10 tahun, ditambah potensi tambahan hingga 30 tahun. Selain itu, infrastruktur berupa pipa Pertagas dari jaringan East Java Gas System juga sudah terpasang dan siap mengalirkan gas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News