kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.220   -84,00   -0,52%
  • IDX 7.893   101,21   1,30%
  • KOMPAS100 1.117   11,96   1,08%
  • LQ45 830   6,60   0,80%
  • ISSI 263   5,24   2,03%
  • IDX30 429   3,31   0,78%
  • IDXHIDIV20 492   4,68   0,96%
  • IDX80 124   0,93   0,75%
  • IDXV30 128   0,92   0,73%
  • IDXQ30 138   1,74   1,27%

P&G menyiapkan dana US$ 100 juta untuk membangun pabrik


Rabu, 13 April 2011 / 10:15 WIB
P&G menyiapkan dana US$ 100 juta untuk membangun pabrik
ILUSTRASI.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kebijakan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengubah sistem notifikasi atau permintaan izin edar produk kosmetik menjadi hanya memberi tahu secara online, mendapat respon positif dari para pelaku industri kosmetik. Sejak perubahan kebijakan itu berlaku mulai awal tahun ini, arus investasi yang masuk ke sektor kosmetik semakin kencang.

Sejak ketentuan tersebut berlaku, kini sudah ada beberapa perusahaan kosmetik yang menyatakan komitmen mereka melakukan investasi dengan membangun pabrik di Indonesia. Salah satunya adalah PT Procter & Gamble Home Products Indonesia (P&G), produsen kosmetik dari Amerika Serikat.
Selama ini, produk-produk P&G yang dipasarkan di Indonesia didatangkan dari luar negeri. Dengan mendirikan pabrik di Indonesia, P&G tak perlu lagi mendatangkan produk dari luar Indonesia. Apalagi, pabrik itu khusus memproduksi produk yang selama ini dipasarkan di Indonesia.

Untuk membangun pabrik itu, P&G telah menyiapkan dana US$ 100 juta. Pembangunan pabrik tersebut diperkirakan memakan waktu tiga tahun. "Kami melihat potensi pasar Indonesia sangat besar" ujar Presiden Direktur P&G Indonesia Mohammed Ismael, Selasa (12/4).

Sayangnya, manajemen P&G masih enggan menyebutkan kapasitas pabrik dan jenis produk yang akan mereka produksi di sini. Secara global, P&G memiliki sekitar 300 jenis produk. Selama ini, produk P&G memimpin di segmen pasar beauty, seperti sampo, pisau cukur dan skin care.

Di Indonesia, P&G memiliki beberapa produk andalan, seperti Shampo Pantane dan pisau cukur Gillette. Saat ini, Shampo Pantane menguasai lebih dari 23,4 % pangsa pasar Shampo. Sedangkan Gillete menguasai pangsa pasar hingga 80%. Sejumlah produk kecantikan seperti Olay juga menjadi andalan P&G di pasar Indonesia.

"Kami menguasai pasar untuk sejumlah produk, karena permintaan besar kami harap bisa bertumbuh," ujar Mohammed. Selama ini, P&G mengimpor produk-produk itu dari kawasan regional, seperti Vietnam, Thailand dan Malaysia.

Selain P&G, PT L'Oreal Indonesia juga akan ekspansi di Indonesia. Perusahaan yang bermarkas di Clichy, Perancis itu berencana membangun pabrik kosmetik terbesar di Jakarta, Bekasi, Karawang dan Bandung.

Pabrik tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 200.000 hektare dengan nilai investasi US$ 100 juta. Sekitar separuh dari biaya itu akan dipakai membangun pabrik, dan sisanya untuk promosi, riset serta distribusi produk. Pabrik yang akan dibangun memiliki kapasitas 300 juta unit per tahun.
L'Oreal menargetkan, kapasitas pabrik akan mencapai 500 juta unit di tahun 2015. Sebelumnya L'Oreal telah memiliki satu unit pabrik di Ciracas, Jakarta Timur.

Presiden Direktur PT L'Oreal Indonesia, Jean Christophe Letellier menyatakan, sebagian besar produk tersebut nantinya akan diekspor, dan seperempatnya dijual di dalam negeri, dengan proyeksi penjualan Rp 3 triliun per tahun.

Kemudahan demi investasi

Kustantinah, Kepala BPOM membenarkan adanya langkah di lembaganya mempermudah perizinan di bidang kosmetik. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya menjadi pasar impor. "Saat ini pemerintah telah memberikan kemudahan agar investasi di bidang kosmetik lebih mudah masuk ke Indonesia, salah satunya lewat kebijakan notifikasi online," katanya kepada KONTAN Selasa (12/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×