Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menandatangani kesepakatan kontrak baru dan amendemen perjanjian jual beli uap (PJBU) serta perjanjian jual beli listrik (PJBL) panas bumi dengan PT Indonesia Power dan PT PLN (Persero).
Irfan Zainuddin, Direktur Utama PGE optimistis, pemanfaatan energi geothermal di Indonesia akan semakin bergairah dan berkembang dengan pesat.
PGE juga berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam mengembankan energi bersih yang ramah lingkungan, sehingga bisa membantu mengurangi emisi karbon secara berkesinambungan.
“Untuk itu, PGE mencanangkan target installed capacity di atas 1.000 megawatt (MW) pada 2021 dan diharapkan menjadi 2.700 MW pada 2030,” ujar Irfan saat penandatanganan PJBU dan PJBL di sela acara Bali Clean Energy Forum pada Kamis (11/2).
Kesepakatan kontrak baru dan amendemen kontrak mencakup dua Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) yang dioperasikan PGE, yakni PLTP Lahedong dan PLTP Kamojang.
Amandemen PJBU untuk suplai uap panas bumi, mencakup PLTP Lahendong unit 1-unit 4 yang masing-masing berkapasitas 20 MW.
Selain itu, juga dilakukan amandemen PJBL panas bumi untuk PLTP Kamojang unit 4 berkapasitas 60MW dan Kamojang unit 5 berkapasitas 35 MW.
Untuk kontrak baru PJBU, PGE dan Indonesia Power menyuplai uap PLTP Kamojang unit 1 berkapasitas 30MW, Kamojang unit 2 kapasitas 55 MW dan Kamojang unit 3 berkapasitas 55 MW.
Selain itu, Pertamina juga menjalin kesepakatan dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam mengembangkan dan melakukan riset PLTP Binary Cycle di Lapangan Geothermal Lahendong, Sulawesi Utara. Lalu membangun dan melakukan penelitian pembangkit listrik skala kecil dengan kapasitas 3 MW di lapangan Geothermal Kamojang.
Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina mengatakan, Pertamina akan ikut terlibat aktif dalam mengembangkan kapabilitas nasional di bidang geothermal, baik dari sisi SDM maupun penguasaan teknologi.
“Dengan memiliki potensi sumber daya geothermal terbesar di dunia, sudah selayaknya Indonesia bisa menguasainya dan mengembangkan sendiri teknologi pemanfaatan geothermal,” kata Syamsu.
Saat ini PGE memiliki 12 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan total kapasitas pembangkitan sebesar 437 MW yang dihasilkan dari empat area, yakni Kamojang (235 MW), Ulubelu (110 MW), Lahendong (80 MW) dan Sibayak (12 MW).
Selain itu saat ini secara paralel PGE sedang melakukan pembangunan proyek-proyek panas bumi dengan total kapasitas 510 MW.
Pada 2016, empat proyek ditargetkan mulai beroperasi secara komersial, yakni PLTP Ulubelu unit 3 berkapasitas 55 MW yang ditargetkan COD (commercial of date) pada Agustus 2016.
PLTP Lahendong unit 5 dengan kapasitas 20 MW, PLTP Karaha unit 1 berkapasitas 30 MW dan PLTP Lumutbalai Unit 1 berkapasitas 55 MW direncanakan COD pada Desember 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News