kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.095   -46,49   -0,65%
  • KOMPAS100 1.030   -10,30   -0,99%
  • LQ45 803   -9,10   -1,12%
  • ISSI 223   -2,38   -1,06%
  • IDX30 419   -4,71   -1,11%
  • IDXHIDIV20 502   -8,79   -1,72%
  • IDX80 116   -1,49   -1,27%
  • IDXV30 119   -2,82   -2,32%
  • IDXQ30 138   -1,77   -1,27%

PGN akan mengoperasikan 16 Unit SPBG tahun depan


Sabtu, 14 Desember 2013 / 07:12 WIB
PGN akan mengoperasikan 16 Unit SPBG tahun depan
ILUSTRASI. Serial Euphoria, merupakan salah satu serial remaja populer dengan genre coming of age yang bisa ditonton di HBO.


Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. PT Perusahaan Gas Nasional (PGN) akan membangun puluhan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dengan total investasi mencapai Rp 260 miliar. Rencananya, SPBG ini bakal beroperasi mulai tahun 2014.

Kepala Humas PT Perusahaan Gas Negara, Ridha Ababil mengatakan, perusahaan membangun 16 SPBG. Rinciannya, 12 SPBG di Jawa Barat, 3 SPBG di Jawa Timur, dan satu SPBG di Riau. Menurutnya, PGN baru membangun satu SPBG di Pulau Sumatra lantaran potensi pasarnya masih kecil. Begitu pula di Kalimantan dan Indonesia timur yang potensi pasarnya belum sebesar di Pulau Jawa.

Menurut Ridha, jumlah kendaraan di luar Jawa masih relatif lebih sedikit ketimbang di Pulau Jawa. Sehingga kebutuhan SPBG juga masih terbatas. "Membangun SPBG tidak sama dengan membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Semua mobil sudah pakai minyak, tapi kendaraan yang menggunakan gas jumlahnya masih sedikit," katanya, Jumat (13/12).

Untuk membangun satu SPBG, Ridha bilang, perusahaan menggelontorkan investasi Rp 5 miliar. Nilai investasi ini belum termasuk biaya pembebasan lahan. Padahal, menurut Ridha, biaya pembebasan lahan membutuhkan dana investasi yang paling besar.

Selain SPBG, PGN juga menyiapkan dua unit Mobile Refueling Unit (MRU) yang berlokasi di Monas dan Lapangan Banteng. "Kalau MRU itu pasarnya masih untuk Trans Jakarta dan Bajaj saja. Sebab, SPBG yang ada sekarang tidak mencukupi, apalagi kalau semakin banyak kendaraan yang sudah pakai BBG," kata Heri Yusup, Sekretaris Perusahaan PT PGN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×