Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyepakati pasokan gas bumi mencapai 9,49 billion british thermal unit per day (BBtud) untuk smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Manyar, Gresik.
Penyaluran gas bumi ke PT Freeport Indonesia ini merupakan kontrak jangka panjang yang diikat dalam Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG).
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari mengatakan, PGN akan menjaga performa layanan dalam menyediakan infrastruktur gas yang memadai dan ketahanan pasokan yang terjaga agar nilai lebih dari gas bumi dapat diserap pelanggan secara optimal.
Baca Juga: Pelaku Usaha Penerima HGBT Keluhkan Pengurangan Pasokan Gas
“Subholding Gas pada prinsipnya selalu mendukung langkah Pemerintah guna mendukung kemajuan industri nasional. Kerja sama ini punya arti penting bagi kami karena PT Freeport Indonesia merupakan konsumen dengan penyerapan gas yang besar," terang Rosa dalam siaran pers, Senin (6/5).
Rosa menjelaskan, nantinya pasokan gas bumi akan digunakan untuk kebutuhan smelter, acid plant dan Precious Metal Refinery (PMR)
Sementara itu, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan, pihaknya mengharapkan pasokan gas dapat terjaga ke depannya.
“Kita mengucapkan banyak terima kasih kepada PGN telah melaksanakan PJBG yang dilanjutkan dengan proses gas in. Kita mengharapkan PGN dapat menjaga sustainability dan kehandalan pasokan gas bumi untuk mendukung produksi dan program hilirisasi tambah pemerintah,” ujar Tony.
Baca Juga: Suplai Gas Industri Menurun
Rosa melanjutkan, pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan smelter memiliki keunggulan karena lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Nilai lebih gas bumi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, dapat mendukung PT Freeport Indonesia dalam menerapkan teknologi hemat energi serta wujud sinergi bersama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca,” ujar Rosa.
Rosa menambahkan, PGN yakin pemanfaatan gas bumi akan terus meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat untuk mulai beralih ke gas bumi sebagai energi transisi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini juga untuk mendukung komitmen Pemerintah yang mencanangkan Net Zero Emission pada 2060.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News