Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Sanny Cicilia
SEMARANG. PT Phapros menargetkan memulai groundbreaking pabrik barunya di Ungaran, Kabupaten akhir tahun ini. Bangunan tersebut direncanakan dibangun lima tingkat di atas lahan seluas 1.000 meter persegi di lahan seluas 9,6 hektare (ha).
Direktur Utama PT Phapros Tbk Iswanto, mengatakan, groundbreaking rencananya dilakukan pada November atau Desember tahun ini. "Ini juga salah satu strategi untuk menghadapi peningkatan kebutuhan obat-obatan yang beberapa tahun ke depan karena ada kebijakan pemerintah dengan BPJS," ujar Iswanto.
Memang, sejauh ini kontribusi terbesar pada pendapatan Phapros masih berasal dari penjualan obat reguler. Namun tahun ini, Phapros menargetkan porsi pendapatan sebesar 19%-20% dari tender e-katalog obat BPJS sebesar Rp 120 miliar.
Direktur Produksi PT Phapros Tbk Barokah Sri Utami sehari sebelumnya mengatakan, saat ini perusahaan sedang dalam proses mengurus izin industri dan analisis dampak lingkungan (Amdal). "Daerah Ungaran suhunya lebih sejuk sehingga bisa lebih hemat energi juga," kata Utami.
Sekadar informasi, tahun ini Phapros menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 20% dari tahun 2013 lalu yang Rp 521,61 miliar. Iswanto cukup optimistis target tersebut bakal tercapai. Pasalnya, hingga Mei lalu, Phapros telah mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 12% dibanding tahun lalu. "Sudah di atas target bulanan. Selain itu, biasanya dana APBN turun di semester kedua," kata Iswanto.
Selain itu, kata Iswanto, Indonesia merupakan negara dengan tingkat perkembangan farmasi yang tinggi setelah China, India dan Turki. "Tahun lalu secara umum tumbuh 12,93%. Tahun ini mungkin 13% karena selama 5 tahun terakhir masih cukup tinggi," kata Iswanto.
Pertumbuhan tersebut, kata Iswanto, bukan semata karena kebutuhan obat tinggi untuk penyembuhan alias semakin banyak orang sakit. "Semakin tinggi pendapatan, pola masyarakat dalam menjaga kesehatan juga berbeda. Penggunaan obat bergeser ke preventif atau pencegahan misalnya multivitamin, suplemen, dan kebutuhan ketahanan tubuh," kata dia.
Selain itu pasar farmasi juga didukung adanya program jaminan kesehatan pemerintah dengan BPJS. "Misalnya ada masyarakat yang tadinya tidak berobat karena biaya, lalu teratasi. Ini meningkatkan pasar farmasi," kata Iswanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News