Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) telah berkomitmen dengan pemerintah untuk mempercepat produksi di dua blok Coal Bed Methane atau CBM miliknya, yaitu blok Tanjung Enim dan Sangatta 1.
"Awalnya kita targetkan 2014 atau 2015 baru bisa menerima hasilnya. Tapi ini kami speed up sehingga pada 2011 sudah menghasilkan," kata Pelaksana Tugas Direktur Utama PHE, Dwi Martono.
Produksi CBM ini bertambah tiap tahunnya. Dwi memproyeksikan hingga tahun 2026 produksi CBM milik PHE bisa mencapai 600 juta kaki kubik (million standard cubic feet per day/mmscfd) dari empat blok CBM miliknya.
"Kami targetkan produksi puncak dari empat blok ini tercapai 600 mmscfd 15 tahun setelah produksi awal dimulai pada 2011 mendatang," lanjut Dwi.
Potensi cadangan CBM di Indonesi memang sangat besar yaitu sebesar 453 TCF sehingga mampu membantu menutupi kekurangan cadangan gas nasional. Dari total cadangan tersebut, lanjut Dwi, sebagian besar berada di blok migas yang sudah dikelola oleh Pertamina.
Untuk itu, ke depan PHE akan terus mengembangkan bisnis CBM di wilayah kerja yang kebetulan tumpang tindih dengan blok migas Pertamina seperti di blok Sumatera Selatan 1, Sumatera Selatan 3, Jambi dan Suban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News