Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Philip Morris Indonesia (PMID), pemegang saham mayoritas PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), anggota indeks Kompas100 , secara konsisten berupaya meningkatkan kinerja ekspor. Hari ini PMID melakukan ekspor perdana 9 juta batang rokok premiumnya, Marlboro dan L&M ke pasar Duty Free Jepang
PMID dipercaya dan ditunjuk oleh Philip Morris International (PMI) untuk melakukan ekspor ke pasar Duty Free Jepang yang sebelumnya diisi oleh produk sejenis produksi Philip Morris Serbia.
Hal ini merupakan pencapaian yang penting mengingat konsumen Jepang memiliki ekspektasi standar kualitas yang sangat tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini juga berlaku bagi produk tembakau yang mereka konsumsi.
Direktur Utama PMID Ahmad Mashuri menjelaskan, ekspor perdana ke Duty Free Jepang yang sebelumnya diproduksi oleh afiliasi di Philip Morris Serbia adalah hal yang membanggakan sekaligus menjadi pemicu bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas produk-produk PMID agar sesuai dengan standar global, serta memenuhi selera perokok dewasa di berbagai negara.
“Saat ini, ada beberapa produk rokok Duty Free di Asia sudah diproduksi oleh PMID, termasuk Marlboro dan L&M,” ujar Ahmad Mashuri dalam keterangan pers, Kamis (21/3).
Selain itu, PMID berencana melakukan pengiriman keempat untuk Duty Free Korea Selatan pada akhir Maret 2019 sebanyak dua kontainer 40 feet. Adapun total pengiriman ke Duty Free Korea Selatan mencapai sekitar 60 juta batang rokok. Pasar Duty Free di Asia mencakup segmen super premium dan premium.
Selain dua Jepang dan Korsel, sudah ada 43 negara tujuan ekspor lainnya. Termasuk East Timor, Brunei, Thailand, Taiwan, Hong Kong, Kamboja, Laos, Macau, Nepal, India, Denmark, Jerman, Spain, Greece, Latvia, Lithuania, Polandia, Portugal, Switzerland. Nilai ekspor HMSP pada 2017 sebesar 2017 Rp 667,5 miliar.
Direktur Urusan Eksternal Sampoerna Elvira Lianita mengatakan, HMSP bersama PMID berkomitmen akan terus menjaga dan meningkatkan kinerja ekspor perusahaan yang merupakan salah satu bentuk upaya HMSP dalam mendukung sembilan agenda prioritas atau Nawacita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo, terutama terkait peningkatan ekspor ke mancanegara.
“Kami akan terus fokus dalam meningkatkan produktivitas, daya saing ekspor, dan menguatkan industri hulu strategis dimana Industri Hasil Tembakau (IHT) merupakan salah satu sektor yang mampu memberikan kontribusi besar terhadap penerimaan devisa khususnya melalui ekspor produk rokok,” katanya dalam keterangan pers, Kamis (21/3).
Saat ini, IHT merupakan salah satu sektor yang mampu memberikan kontribusi besar terhadap penerimaan devisa, yakni melalui ekspor produk rokok.
Kementerian Perindustrian mencatat ekspor rokok dan cerutu sepanjang 2018 mencapai US$ 931,6 juta atau sekitar Rp 13,2 triliun. Nilai ini meningkat 2,98% dari realisasi ekspor tahun sebelumnya sebesar US$ 904 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News