kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PHRI berharap hotel tidak kerek tarif imbas limpahan tamu dari efek gempa Lombok


Senin, 06 Agustus 2018 / 21:38 WIB
PHRI berharap hotel tidak kerek tarif imbas limpahan tamu dari efek gempa Lombok
ILUSTRASI. PENUMPANG PELABUHAN PADANGBAI


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca gempa di Lombok yang membuat industri pariwisata di sana terdampak, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) berharap hotel yang berada di luar Lombok yang kemungkinan mendapat limpahan tamu agar tidak mengerek tarif hotel.

Rainier H. Daulay, Waketum BPP PHRI menyebutkan per hari ini booking hotel di Bali masih tetap berjalan normal. "Namun, yang terparah berasal dari Gili Trawangan, Gilimanuk, dan Gili Air," ujarnya kepada KONTAN.co.id, Senin (6/8). Ia melanjutkan, akibatnya di sana sedang dilakukan evakuasi total dan dilarikan ke Bali.

Raininer menyebutkan tingkat okupansi hotel meningkat di Bali. Namun, ia menghimbau dengan meningkatnya okupansi jangan serta-merta meningkatkan harga. "Mereka sedang susah, jangan menaikkan harga karena okupansi meningkat," ujarnya. Sayangnya, ia tidak dapat menyebutkan peningkatan okupansi dari hotel di Bali.

Sedangkan dari kegiatan IMF yang akan diadakan di Bali pada Oktober mendatang, Rainier memproyeksikan tingkat okupansi hotel akan penuh. "Saya yakin tingkat okupansinya mencapai 100%," tuturnya.

Begitu pula dengan kegiatan Asian Games 2018 yang akan diadakan di Jakarta dan Palembang.

Saat IMF ataupun Asian Games, ia menyebut pasti ada penyesuaian harga. Menurutnya wajar hotel melakukan penyesuaian harga apabila tingkat okupansi juga meningkat.

Hanya saja ia menyebutkan untuk penyesuaiannya dilakukan selama batas wajar. "Kalau naik sekitar 5% atau 10% masih wajar karena harga hotel di Indonesia masih lebih murah dari negeri tetangga. Intinya harganya harus yang dapat dijangkau masyarakat," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×