Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merombak jajaran perusahaan konstruksi pelat merah. Akhir pekan lalu, Kementerian BUMN menunjuk Budi Harto sebagai Direktur Utama PT Hutama Karya (HK) menggantikan Bintang Perbowo.
Sebelum memimpin HK, Budi Harto adalah dirut PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan pekan lalu digantikan oleh Entus Asnawi Mukhson.
Baca Juga: Inilah daftar harta kekayaan empat bos baru BUMN karya
Budi menyatakan HK saat ini mendapatkan amanat untuk membangun jalan tol Trans Sumatra.
"Kami akan menyukseskan tugas tersebut dengan sasaran cepat, hemat dan berkualitas," ungkap dia kepada Kontan.co.id, Minggu (7/6).
Dia mengharapkan Trans Sumatra akan berkontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Pemerintah memang memacu proyek pembangunan Tol Trans Sumatra. Tahun ini, HK akan menerima total dana penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 11 triliun.
Baca Juga: Perjalanan Budi Harto: Meniti karier di WIKA, jadi bos ADHI dan kini memimpin HK
Mengutip siaran pers HK pada 1 Juni 2020, hingga kini mereka telah membangun jaringan tol Trans Sumatra sepanjang 500 kilometer. Dari jumlah itu, sepanjang 368 km telah beroperasi penuh.
Beberapa ruas tol tersebut antara lain ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) sepanjang 140 km, Terbanggi-Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) sepanjang 189 km, Palembang-Indralaya (Palindra) sepanjang 22 km, serta ruas Medan Binjai (Medbin) seksi 2 dan 3 sepanjang 17 km.
Pada tahun ini, Hutama Karya melanjutkan pembangunan Trans Sumatra untuk beberapa ruas prioritas seperti ruas tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 km dengan progres konstruksi 97% secara rata-rata, disusul ruas Sigli-Banda Aceh seksi 4 Indrapuri-Blang Bintang sepanjang 13,5 km dengan progres konstruksi 99%.
Sekilas profil Budi Harto
Budi berjanji tim HK akan melanjutkan proyek Trans Sumatra sehingga bisa menumbuhkan potensi ekonomi di wilayah setempat.
Sejatinya, Budi bukanlah orang baru di bisnis konstruksi. Pria kelahiran Boyolali 11 September 1959 ini meniti karier dari bawah di PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), sejak tahun 1984 silam.
Baca Juga: Kendaraan milik bos baru BUMN karya: Mulai dari Yamaha Mio hingga Mini Cooper
Perjalanan Budi di dunia konstruksi berawal dari bangku kuliah. Selepas SMA, Budi muda meneruskan studi ke Universitas Sebelas Maret (UNS) pada 1977. Dia menyelesaikan studi Teknik Sipil UNS dalam waktu enam tahun.
Sejak mulai meniti karier di WIKA pada 1984 hingga 1999, seperti dikutip uns.ac.id, Budi telah bertugas di berbagai proyek WIKA. Di rentang waktu tersebut, Budi melanjutkan kuliah di Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada pada 1995-1997.
Baca Juga: Dirut Adhi Karya (ADHI) diganti, Fadjroel juga dicopot dari Komisaris Utama
Nah, setelah tahun 1999, kariernya mulai menanjak dan kokoh layaknya bangunan konstruksi. Pada 1999-2002, Budi menjabat sebagai Kepala Cabang Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB.
Selanjutnya pada 2002-2006, dia menjabat sebagai Manajer Divisi Sipil Umum. Pada 2006-2008, Budi berpidah tugas sebagai General Manajer Operasi. Adapun jabatan yang dia sandang sejak 2008 adalah Direktur Operasi WIKA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News