Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) menanti realisasi produksi Day Old Chicken Parent Stock (PS) PT Berdikari. Pasalnya, dengan masuknya pengusaha pelat merah ke industri perunggasan, diharapkan dapat menyeimbangkan persaingan dengan monopoli perusahaan unggas swasta.
Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko menyampaikan selama ini peternak skala menengah dan kecil terkendala oleh penyebaran PS yang tidak merata.
"Memang penyebaran itu masih dikuasai dua besar, Japfa dan Charoen, jadi harapan kita Berdikari bisa jadi penyeimbang swasta," kata Singgih saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (28/8).
Apalagi harga yang ditawarkan PT Berdikari di Rp 60.000 per ekor lebih murah dibandingkan harga umumnya di Rp 60.000 - Rp 70.000 per ekor.
Efeknya ke depan harga ayam yang diproduksi pada tahun 2020 bisa lebih murah dan mencukupi stok kebutuhan. Sehingga kekhawatiran harga ayam melonjak bisa dibendung.
Singgih melanjutkan kebutuhan DOC umumnya mencapai 62 juta per minggu, dan produksi kurang lebih 62-65 juta. Oleh karena itu, penyebaran yang merata ke peternak mandiri dengan harga yang bersaing sangat dibutuhkan.
Asal tahu, PT Berdikari mendapatkan pasokan Grand Parent Stock (GPS) dari impor yang kini telah mencapai 53.000 ekor. Angka tersebut berasal dari impor tahap pertama sebanyak 36.000 yang sudah terealisasi dan impor tahap dua sebesar 17.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News