Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. PT PLN (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II belum juga menyepakati skema kerjasama pengelolaan listrik Bandara Soekarno-Hatta. Padahal pada 18 Agustus kemarin kedua perseroan melakukan pertemuan lanjutan untuk membahas listrik bandara yang sempat mati di awal bulan tersebut.
"Belum ada keputusan tentang pengelolaan. Tetapi koordinasi proteksi PLN dan AP II untuk Soekarno-Hatta sudah dilaksanakan kemarin. Misalnya untuk memastikan seluruh sistem berjalan," kata Direktur
Operasi Jawa Bali PLN I.G.A Ngurah Adnyana kepada KONTAN, Jumat (20/8).
PLN menurutnya tetap memberikan pilihan kepada AP II apakah bersedia menyerahkan pengelolaan listrik bandara kepada PLN atau lebih memilih untuk mengelolanya sendiri.
Jadi menurut Ngurah, PLN perlu tahu dulu apa AP II mau atau tidak. Kalau mau, nantinya mereka akan membuat MoU dan segera mengevaluasi permasalahan sistem ketenagalistrikan bandara. “Karena tentu para pihak tidak akan menerima suatu kondisi tertentu saat kerjasama. Makanya biasanya dibuat zero condition dulu, di cek semua peralatannya. Tua apa enggak, lalu kalau tua diapakan. Setelah zero condition terpenuhi baru dibahas aspek komersialnya," jelasnya panjang lebar.
Sampai saat ini PLN menurut Adnyana tetap berpegang skema kerjasama yang terbaik dalam mengelola listrik bandara Soekarno-Hatta adalah AP II membayar management fee kepada PLN yang besarannya disepakati bersama.
Jumat (6/8) lalu puluhan penerbangan di Soekarno-Hatta tertunda akibat kedipan listrik (flicker) selama 1,7 detik. Hal tersebut mengakibatkan matinya aliran listrik untuk mesin X-Ray dan check-in yang menyebabkan antrean panjang penumpang. Sehingga terminal 1 dan 2 berubah menjadi lautan manusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News