Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - LOMBOK. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan groundbreaking lima Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dan satu Mobil Power Plant (MPP) yang tersebar di Nusa Tenggara. Total kapasitasnya mencapai 400 Megawatt (MW).
Groundbreaking ini sekaligus meresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lombok Timur berkapasitas 2 x 25 MW.
Direktur Utama PLN, Sofyan Basir mengatakan, pembangkit yang di-groundbreaking dan diresmikan dapat menyerap cukup banyak lapangan kerja. Adapun, proyek PLTU Lombok Timur yang diresmikan telah menyerap 37.000 pelanggan baru, yang siap menikmati listrik PLN. Saat ini, sistem kelistrikan Lombok sebesar 299 MW dengan beban puncak tertinggi sebesar 227 MW dan cadangan 72 MW.
"Untuk nilai total investasi dari seluruh proyek yang akan di groundbreaking dan diresmikan ini, mencapai Rp 6 triliun," terangnya saat pembukaan Groundbreaking dan peresmian pembangkit tersebut, di Desa Tanjung Karang Permai, Sekarbela, Mataram, Lombok, Jumat (20/10).
Untuk Rinciannya, kata Sofyan, pertama, PLTGU Lombok Peaker yang dikembangkan oleh PT PP dan PT Wartsila berkapasitas 150 MW dan berlokasi di desa Tanjung Karang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, dengan investasi Rp 1,6 triliun.
"Proyek ini akan menyerap tenaga kerja sejumlah 365 orang pada fase konstruksi dan 25 orang pada fase operasi. PLTGU ini diharapkan akan Commercial Operation Date (COD) pada Februari 2019," urainya.
Kedua, PLTMG Bima, berlokasi di Dusun Bonto, Kecamatan Asakota, Kota Bima Nusa Tenggara Barat, pembangkit ini dibangun dengan kapasitas 50 MW. Pengembang adalah konsorsium PT. Wijaya Karya Tbk dan Man Diesel and Turbo SE. Dengan total investasi Rp 637 miliar, proyek akan menyerap tenaga kerja sekitar 300 orang. PLTMG Bima direncanakan akan COD pada Oktober 2018.
Ketiga, PLTMG Sumbawa kapasitas 50 MW yang dikembangkan oleh konsorsium Wika dan Man Diesel and Turbo. Pembangkit yang berada di desa Labuan Badas Kabupaten Sumbawa ini menelan investasi lebih dari Rp 744 miliar dan menyerap tenaga kerja hingga 285 orang. Ditargetkan PLTMG Sumbawa akan selesai pada Oktober 2018.
Keempat, PLTMG Kupang Peaker kapasitas 40 MW. Dikembangkan oleh konsorsium PT Indofuji Energi – Jacobsen Elektro AS – PIC Group. Pembangkit ini dibangun di Dusun Panaf, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Ditargetkan akan selesai pada November 2018. Dengan total investasi lebih dari Rp 700 miliar, pembangkit ini menyerap tenaga kerja lebih dari 300 orang.
Kelima, untuk mendukung kelistrikan di Pulau Flores, dibangun MPP Flores berkapasitas 20 MW, di Dusun Rangko, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, pembangkit ini dikembangkan oleh konsorsium PT. PP (Persero), Wartsila Finland Oy dan PT Wartsila Indonesia. Menelan investasi lebih dari Rp 427 miliar dan menyerap tenaga kerja hingga 210 orang selama masa konstruksi dan 25 orang selama fase operasi.
Keenam, PLTMG Maumere kapasitas 40 MW yang berlokasi di desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka-Flores Nusa Tenggara Timur. Proyek ini dikerjakan oleh konsorsium Wika dan Man Diesel Turbo. Selama masa konstruksinya proyek ini menyerap tenaga kerja sekitar 285 orang dengan nilai investasi lebih dari Rp 694 miliar.
Ketujuh, PLTU Lombok Timur yang mempunyai kapasitas 2x25 MW berlokasi di Desa Padakguar, Kabupaten Lombok Timur. Dikembangkan oleh PT Lombok Energy Dynamic ini dengan total nilai investasi Rp 1,2 triliun rupiah, telah menyerap tenaga kerja sebanyak 1.200 orang pada fase konstruksi dan 470 tenaga kerja saat operasi.
Dengan demikian, Sofyan mengtakan bahwa kondisi kelistrikan di Indonesia sekarang ini dalam keadaan yang cukup baik. Pasalnya, tidak ada pemadaman akibat defisit daya pembangkit, lantaran seluruh sistem besar kelistrikan PLN telah surplus, dan beberapa daerah mempunyai reserve margin lebih dari 30%
Sehingga, kata Sofyan, PLN saat ini siap melayani permintaan penyediaan tenaga listrik. "Kami berharap agar ketersediaan daya yang cukup ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, terutama oleh kalangan industri," terangnya.
Dengan dukungan kelistrikan dari PLN, diharapkan industri akan tumbuh dan membawa multiplier effect bagi perekonomian nasional. "Kami menyadari bahwa pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan Indonesia memerlukan dukungan banyak stakeholder," ungkapnya.
Asal tahu saja, total pelanggan listrik di Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini sebanyak 1.158.740 pelanggan. Sementara rasio elektrifikasi NTB per Juli 2017 sebesar 81,14% dengan target 83,52% di akhir 2017. Selain itu melalui program listrik pedesaan di 2017 PLN ditargetkan melistriki 65 dusun terpencil di NTB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News