Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah renegosiasi jadwal operasi alias Commercial Operation Date (COD) pembangkit listrik membuat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mampu mencatatkan efisiensi biaya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, upaya renegosiasi jadwal COD pembangkit milik Independent Power Producer (IPP) dilakukan pada tahun 2021 lalu.
"Kami mampu kapitalisasi sebesar Rp 37 triliun pengurangan beban Take or Pay (TOP)," kata Darmawan di Kantor Kementerian ESDM, Senin (13/6).
Menurut Darmawan, langkah renegosiasi atau pemunduran jadwal operasi pembangkit ini dilakukan sebagai upaya mengatasi kondisi oversupply kelistrikan.
Baca Juga: Kenaikan Tarif Listrik Dinilai Berpotensi Bantu Arus Kas PLN
Sebelumnya, Diah Ayu Permatasari, Executive Vice President (EVP) Komunikasi dan CSR PLN mengatakan, perihal renegosiasi penyelesaian kelebihan pasokan ini merupakan bagian dari upaya PLN untuk mengefisienkan biaya operasi dan investasi.
“Untuk kondisi saat ini PLTU Batang, PLTGU Jawa 1, PLTU Tanjung Jati B masih dalam tahapan konstruksi dan diproyeksikan akan mencapai COD di tahun 2022-2023,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (10/6).
Merujuk Laporan Kinerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tahun 2021, PLN melakukan renegosiasi untuk empat proyek pembangkit listrik.
"PLN melakukan renegosiasi pemunduran jadwal COD terhadap 4 proyek PLTU menjadi tahun 2022 yaitu PLTU Jateng (2x950 MW) dan PLTU Jawa 4 (2x1.000 MW)," dikutip dari Laporan Kinerja Kementerian ESDM 2021, Minggu (12/6).
Baca Juga: PLN Akan Terima Dana Kompensasi Rp 41 Triliun Tahun Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News