kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

PLN Masih Cari Utangan untuk Proyek 10.000 MW Tahap I


Senin, 20 April 2009 / 07:56 WIB
PLN Masih Cari Utangan untuk Proyek 10.000 MW Tahap I


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT PLN (Persero) masih terus mencari kekurangan pendanaan proyek 10.000 Mega Watt (MW) tahap I. Sampai 17 April 2009, BUMN listrik tersebut masih mencari kekurangan sebanyak US$ 930 juta dan Rp 1,9 triliun.

Menurut Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara, proyek pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang sudah ditandatangani untuk proyek tersebut sudah mencapai kapasitas 9.475 MW. Pembangkitnya sendiri tersebar di 32 lokasi, sepuluh pembangkit di Jawa dengan kapasitas 7.430 MW dan 22 pembangkit di luar Jawa dengan kapasitas 2.045 MW.

Dana yang dibutuhkan untuk membiayai pembangkit tersebut dalam valas senilai US$ 4,9 miliar dan dalam porsi rupiah sebanyak Rp 19,2 triliun. Sebanyak 15% porsi pendanaan berasal dari global bonds yang diterbitkan PLN senilai US$ 2 miliar dan 85% berasal dari pinjaman perbankan dalam dan luar negeri.

"Dari US$ 4,9 miliar tersebut, sebanyak US$ 1,9 miliar pinjaman sudah ditandatangani dan sebagian sudah dicairkan. Sebanyak US$ 2,1 miliar dalam proses pembahasan dan awal Mei akan ditandatangani kesepakatan pinjaman sebesar US$ 1,35 miliar dengan perbankan China. Sehingga dalam valas yang masih harus dicari lagi sebesar US$ 1,9 miliar," kata Rudiantara, akhir pekan lalu.

PLN menurut Rudiantara akan terus mencari pinjaman dari perbankan di negara mana pun yang memiliki uang. "Untuk valas kita cari pendanaan dari mana pun selama bisa di secure secepatnya kemudian dari segi pricing bisa semurah mungkin," ujarnya.

Setio Anggoro Dewo, Direktur Keuangan PLN berpendapat BUMN listrik tersebut akan memfokuskan mencari pinjaman dari perbankan asal China. Karena bunga pinjaman yang lebih murah dibanding pinjaman dari perbankan Eropa.

Sementara dalam porsi rupiah, dari Rp 19,2 triliun yang dibutuhkan sebanyak Rp 15,3 triliun sudah di tandatangani. Sebesar Rp 2 triliun dalam proses penyelesaian. Sehingga masih harus dicari lagi Rp 1,9 triliun.

"Minggu depan PLN akan menandatangani kesepakatan pinjaman dengan Asosiasi Perbankan Daerah (Asbanda) dihadapan Menteri Keuangan sekitar Rp 4,5 triliun. Sebagian besar untuk proyek luar Jawa diluar program 10.000 MW. Sementara untuk 10.000 MW, Asbanda siap memberi pinjaman sekitar US$ 250 juta dan Rp 1,8 triliun," kata Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar. Menurutnya, perbankan nasional tidak akan keberatan mencairkan pinjaman bagi proyek infrastruktur yang dijamin pemerintah seutuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×