kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

PLN Menanti Perpres Harga Patokan Listrik


Senin, 12 Oktober 2009 / 07:52 WIB
PLN Menanti Perpres Harga Patokan Listrik


Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero mengaku siap untuk menggelar tender proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada tahun 2010. Pembangunan PLTP dengan total kapasitas 4.700 Megawatt (MW) itu merupakan bagian percepatan Megaproyek 10.000 MW Tahap II.

Namun, menurut Bambang Praptono, Direktur Perencanaan dan Teknologi PT PLN (Persero), tender PLTP itu masih harus menunggu Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur soal Harga Patokan Listrik Tertinggi (HPT). HPT ini yang akan menjadi acuan rata-rata harga pembelian listrik oleh PLN. "Perpres akan segera dikeluarkan Pemerintah dalam waktu dekat," ujar dia kepada KONTAN, Minggu (11/11).

Penentuan HPT penting karena para pengelola pembangkit swasta alias independen power producer (IPP) kelak harus menjual listrik ke PLN.

Sebelumnya, Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) menyatakan IPP tidak mau ikut tender jika HPT dipatok
US$ 0,076 per kilowatt hours (kWh). Ketua Umum API Suryadarma menilai, harga beli listrik yang diajukan PLN tersebut sama sekali tidak ekonomis bagi IPP.

Karena itu akhirnya PLN menetapkan HPT tertinggi saat tender nanti menjadi sebesar US$ 0,086 per kwh. "Tapi kami tetap akan mencari pemenang yang memberikan harga terbaik sesuai Perpres yang akan keluar nanti," kata Direktur Utama PLN Fachmi Mochtar.

Proyek PLTP ini akan tersebar di sekitar 50 lokasi di Indonesia. Kini PLN masih menentukan lokasi yang akan dikembangkan lebih dulu. "Kami masih menunggu arahan dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (SDM)," ujar Fahmi.

Menurut Direktur Jenderal Listrik Jacobus Purnomo, saat ini ada 60 proyek yang masuk dalam program percepatan pembangunan 10.000 MW tahap II yang sudah siap. Proyek-proyek itu mencakup PLTP, pembangkit tenaga uap (PLTU), dan pembangkit tenaga air (PLTA).

Nah, sebenarnya, pemerintah akan memprioritaskan pembangunan Megaproyek 10.000 MW tahap II di luar Pulau Jawa. "Namun, masih akan ada evaluasi untuk memberikan prioritas wilayah kerja yang lebih siap," jelas Jacobus.

Sementara itu, PLN mengaku masih mencari pendanaan proyek PLTA di Cisokan, Jawa Barat, dari Bank Dunia. Fahmi menghitung, total kebutuhan modal untuk investasi PLTA tersebut mencapai US$ 770 juta. "Itu sudah termasuk pembebasan lahan dan pembangunan konstruksi," tutur Fahmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×