kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Rencana Merger Grab-GoTo Picu Kekhawatiran Pengemudi


Sabtu, 10 Mei 2025 / 12:04 WIB
Rencana Merger Grab-GoTo Picu Kekhawatiran Pengemudi
ILUSTRASI. Sejumlah pengemudi ojek daring (online) menunggu penumpang di depan Stasiun Pondok Cina, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (11/6/2019).. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/ama.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rencana merger antara dua raksasa aplikasi transportasi online, Grab dan GoTo, terus menuai kontroversi.

Kali ini, penolakan datang dari Koalisi Ojol Nasional (KON) yang mewakili aspirasi para mitra pengemudi ojek online.

Mereka menilai aksi korporasi tersebut berpotensi merugikan pengemudi dan mendesak pemerintah segera turun tangan.

Baca Juga: Ini Kata Manajemen Gojek Tokopedia Terkait Rumor Akuisisi GOTO Oleh Grab

Ketua Presidium KON Andi Kristiyanto menyampaikan bahwa merger Grab-GoTo dapat mempersempit ruang gerak para pengemudi online karena berkurangnya kompetitor di pasar.

Akibatnya, mitra pengemudi terancam kehilangan daya tawar dalam sistem pemberian order maupun penentuan tarif.

“KON mendesak pemerintah hadir sebagai regulator dan pengawas untuk menyelamatkan bisnis transportasi online dari dominasi yang berpotensi merugikan mitra pengemudi,” tegas Andi dalam pernyataan tertulis, Sabtu (10/5).

Menurutnya, jika akuisisi benar-benar terjadi, kesejahteraan pengemudi ojek dan taksi online akan semakin tertekan.

Baca Juga: Urgensi Rencana Merger Grab-Goto Dipertanyakan

Bahkan, ia memperingatkan potensi ledakan pengangguran akibat konsolidasi bisnis yang berujung pada efisiensi besar-besaran.

“Minimnya kompetitor membuat mitra kehilangan pilihan platform dan berpotensi memicu sistem kerja yang lebih ketat dan tidak berpihak pada pekerja,” ujarnya.

Rencana akuisisi GoTo oleh Grab sendiri semakin santer diberitakan. Reuters sebelumnya melaporkan bahwa kesepakatan bisa rampung pada kuartal II-2025.

Dalam proses ini, sejumlah kalangan menekankan pentingnya keterlibatan pemerintah untuk memastikan kepentingan nasional tetap terjaga.

Ekonom Segara Institute Piter Abdullah turut mengingatkan pemerintah agar tidak sekadar melihat merger ini dari sisi bisnis semata.

Ia menekankan pentingnya aspek kedaulatan digital dan perlindungan data nasional, mengingat GoTo adalah perusahaan teknologi karya anak bangsa.

Baca Juga: Grab Berupaya Mengakuisisi GoTo Indonesia pada Kuartal Kedua

“GoTo adalah aset nasional yang mengelola data dalam jumlah besar. Jika diambil alih oleh perusahaan asing seperti Grab, maka risiko terhadap keamanan data dan kontrol digital menjadi isu serius,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (9/5).

Piter menilai pemerintah harus proaktif menyikapi rencana akuisisi ini, dengan menimbang secara utuh dampaknya terhadap ekosistem digital, perlindungan konsumen, hingga keberlanjutan usaha mikro yang menggantungkan pendapatan dari platform-platform tersebut.

Selanjutnya: 18 Tips Diet Tanpa Olahraga yang Membantu Menurunkan Berat Badan

Menarik Dibaca: 18 Tips Diet Tanpa Olahraga yang Membantu Menurunkan Berat Badan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×