kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN operasikan SUTT & gardu induk di Sei Mangkei


Senin, 15 Februari 2016 / 13:32 WIB
PLN operasikan SUTT & gardu induk di Sei Mangkei


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN telah mengoperasikan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt(kV) Sei Mangkei serta Gardu Induk (GI) PLN 60 Mega Volt Ampere(MVA) pada 10 Februari 2016 atau lebih cepat dari target pengoperasian semula. 

Manajer Senior Publik Relation PLN, Agung Murdifi mengatakan, sejak dilakukan groundbreaking pada 27 Januari 2015, pembangunan SUTT 150 kV dan GI 60 MVA dikerjakan dengan cepat, bahkan lebih cepat dari rencana awal.

"Pengoperasian ini setara dengan pelayanan beban sebesar 60 MVA yang dapat dikembangkan sampai dengan 120 MVA sesuai pertumbuhan kebutuhan energi listrik di kawasan Sei Mangkei," ujar Agung dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Senin (15/2).

Menurut Agung, kedua proyek tersebut merupakan satu rangkaian program strategis Pemerintahan Jokowi dalam rangka mempercepat roda perekonomian kawasan barat.

Transmisi sepanjang 30 kilo meter sirkit (kms) tersebut terdiri dari 57 tower dan masuk dalam sistem interkoneksi Sumbagut ke Riau lewat Bagan Batu. 

Proyek Kelistrikan yang diresmikan oleh Presiden Jokowi tersebut sengaja dibangun di kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei seperti yang tertuang dalam paket kebijakan ekonomi ke 6 terkait dengan peningkatan infrastruktur kelistrikan di KEK.

KEK Sei Mangkei diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sumut, selain Pelabuhan Kuala Tanjung dan Bandara Kualanamu. Dengan demikian dapat mendongkrak perekonomian Indonesia, terutama Simalungun, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Saat ini ada 8 kawasan ekonomi yang ditetapkan melalui peraturan pemerintah menjadi wilayah khusus. Kedelapan kawasan itu adalah Tanjung Lesung (Banten), Sei Mangkei (Sumatera Utara), Palu (Sulawesi Tengah), Bitung (Sulawesi Utara), Mandalika (NTB), Morotai (Maluku Utara), Tanjung Api-Api (Sumatera Selatan) dan Maloi Batuta Trans Kalimantan/MBTK (Kalimantan Timur).

Trafo 30 MVA

Sementara itu secara Pararel PLN Wilayah Sumatera Selatan pada Selasa pekan lalu (9/2) berhasil mengoperasikan trafo daya 30 Mega Volt Ampere (MVA) Gardu Induk (GI) 150 kV Pagar Alam, Provinsi Sumatera Selatan.

GI 150 kV Pagar Alam ini mengalirkan energi listrik dari Sistem Sumatera. Dengan beroperasinya trafo daya 30 MVA ini, maka kualitas listrik di sisi pelanggan akan lebih baik dan lebih andal.

Sebelum memiliki trafo 30 MVA, GI 150 kV Pagar Alam hanya memiliki 2 trafo dengan daya 10 MVA dan 15 MVA. 

Seiring bertambahnya beban pada trafo tersebut, maka apabila terjadi gangguan yang tidak diinginkan pada salah satu trafo, trafo yang beroperasi tidak dapat memikul beban yang ada. Hal ini tentu menyebabkan pemadaman bergilir yang akan meresahkan masyarakat. 

Hadirnya trafo 30 MVA ini untuk menggantikan trafo 10 MVA (replacement) yang sudah, artinya siap untuk melayani permintaan pelanggan baru dan tambah daya dari masyarakat sekitar.

"Hadirnya trafo 30 MVA dan GI 150 kV ini merupakan hadiah dari PLN untuk para pelanggan dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik. Sejalan dengan itu, penguatan sistem jaringan juga memungkinkan PLN dapat melayani permintaan pelanggan baru dan tambah daya," ungkap Agung Murdifi.

Seperti diketahui, Pulau Sumatera menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan Pembangkit 35.000 MW. Dimana 18.000 MW pembangkit akan dibangun di Sumatera.

Sedangkan pembangunan jaringan transmisinya sendiri diperkirakan mencapai 19.292 Kilo Meter Sirkit (kms) dengan kebutuhan Gardu Induk mencapai 32.096 MVA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×