Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) akan menghadapi tantangan berat bagi kinerja keuangannya di 2019. Pasalnya beberapa sumber pendapatan perusahaan tidak berkontribusi dan beberapa sumber pendapatan baru masih pada tahap konstruksi.
Direktur Utama Rukun Raharja Djauhar Maulidi beberapa kontrak penjualan gas perusahaan dengan PLN tidak dilanjutkan. Hal itu karena kini PLN membeli gas langsung dari produsen untuk menekan harga. “Kenapa turun, karena kontrak kami dengan PLN tadinya kita 40 million standard cubic feet per day (MMSCFD),” katanya pada Rabu (5/12).
Menurut Djauhar, dengan hilangnya PLN sebagai salah satu tulang punggung pendapatan perusahaan, Rukun Raharja kehilangan potensi penjualan hampir US$ 100 juta per tahun.
Mengutip laporan keuangan perusahaan pada kuartal III 2018, perusahaan memang mengalami penurunan pendapatan sebesar US$ 19,54 juta. Adapun penurunan itu dari US$ 106,56 juta pada kuartal III 2017 menjadi US$ 87,02 juta pada kuartal III 2018.
Kendati demikian, pada kuartal III 2018 perusahaan masih mencatat pertumbuhan laba. Kata Djauhar, perusahaan tertolong oleh aksi akuisisi 100% DSME ENR CEPU yang merupakan pemegang 49% saham dalam PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC). Sementara PJUC mengempit 2,2423% participating interest dalam Blok Cepu.
Dalam laporan laba rugi Rukun Raharja pada kuartal III-2018 memang tercatat adanya pos laba akuisisi entitas anak sebesar US$ 8,91 juta yang masuk dalam kolom pendapatan dan beban lain-lain.
Djauhar mengatakan Blok Cepu dapat memproduksi sebanyak 210.000 barrel per hari. Hasil produksi itu diyakini sudah bisa menutup utang perusahaan yang digunakan untuk mengakuisisi Blok Cepu itu. “Lebih dari cukup,” tambahnya. Karenanya, perusahaan mencatat laba sebesar US$ 7,22 juta pada kuartal III 2018 atau tumbuh 169,31% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News