kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,68   7,33   0.79%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN siap sinkronkan listrik untuk kebutuhan industri


Selasa, 25 Februari 2020 / 20:30 WIB
PLN siap sinkronkan listrik untuk kebutuhan industri


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengimbau agar sektor industri tidak membangun pembangkit sendiri.

Menteri BUMN Erick Thohir pada Jumat (21/2) lalu meminta pihak industri melakukan sinkronisasi dengan PLN.

"Kemarin sudah pertemuan PLN dan Inalum. Tolong jangan bikin power plant sendiri. Kita sinkronkan ke Pelindo III juga jangan sampai di industri bikin power plant. Kami sudah panggil, stop, tolong kerja sama," ujar Erick.

Baca Juga: Masuk ke bisnis EBT, Bukit Asam (PTBA) garap proyek PLTS

Sementara itu, Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi & Kalimantan Syamsul Huda mengungkapkan, surplus listrik PLN berada di kisaran 30%. "Sekarang surplus macam-macam, ada yang masih di bawah 30%, 30% dan di atas 30%. Tugas PLN berikutnya bagaimana bisa menjual (listrik)," ujarnya.

Syamsul memaparkan, kapasitas listrik PLN saat ini mencapai 66.833 megawatt (MW). Pada tahun ini, rencana pembangkit yang akan beroperasi komersial alias Commercial Operation Date (COD) dan masuk ke dalam sistem kelistrikan PLN mencapai 4.638 MW.

Untuk menyerap tambahan kapasitas listrik tersebut, maka PLN pun membutuhkan tambahan pelanggan dan peningkatan konsumsi listrik. Dengan begitu, reserve margin yang tidak terpakai bisa diminimalisasi

"Kalau pembangkit sudah mulai COD, pelanggannya harus sudah siap. Sehingga tidak sampai terjadi reserve margin yang berlebihan," sebutnya.

Apalagi, konsumsi listrik pada tahun lalu tak cukup menggembirakan. Hal itu tergambar dari realisasi penjualan listrik PLN yang hanya tumbuh 4,65%. Padahal, perusahaan setrum plat merah itu menargetkan pertumbuhan sebesar 7,06%.

Baca Juga: Beroperasi lebih cepat 8 bulan, PLN berpotensi hemat Rp 1 triliun dari PLTU Jawa 8




TERBARU

[X]
×