Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melaksanakan ujicoba peningkatan pemanfaatan biomassa hingga 20% di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Kalimantan Daniel Eliawardhana mengatakan, keberhasilan program co-firing dalam menekan emisi karbon menjadi latar belakang untuk meningkatkan porsi EBT sebagai pengganti batu bara.
“PLTU Pulang Pisau dengan kapasitas 90 megawatt (MW) telah berhasil mengonversi sebagian batubara dengan biomassa sejak Oktober 2021. Saat ini, kami tengah melakukan uji coba untuk menggunakan lebih banyak biomassa dan mengurangi porsi batu bara,” ungkap Daniel dalam siaran pers, Selasa (9/8).
Baca Juga: Pemerintah Andalkan PLTS untuk Kejar Target Bauran Energi Terbarukan
Daniel menambahkan, sejak pertama kali dijalankan, program co-firing biomassa di PLTU Pulang Pisau telah membakar lebih dari 2.000 metrik ton (MT) wood chip serta menghasilkan 2.437 mega watt hour (MWh) energi listrik. Selain itu, lebih dari 3.000 ton karbon dioksida berhasil direduksi dalam program co-firing ini.
“Dengan melaksanakan program co-firing, kami dapat meningkatkan efisiensi pengoperasian PLTU sekaligus menekan emisi karbon yang dihasilkan. Secara kualitas bahan bakar, kalori yang dimiliki wood chip cukup tinggi hampir mencapai 4.000 kcal/kg,” jelasnya.
Dari uji coba yang dilaksanakan, PLN mendapatkan hasil proses pembakaran 20% biomassa dapat berjalan dengan sempurna serta tidak ada perbedaan karakteristik yang signifikan antara biomassa dengan batu bara pada umumnya.
“Keberhasilan uji coba co-firing di PLTU Pulang Pisau terlihat dari parameter teknis yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan 100 persen batu bara dengan pencampuran biomassa,” tutur Daniel.
Baca Juga: Penjelasan PLN Soal Ketentuan Penerbitan Sertifikat EBT
Daniel menambahkan, program co-firing di PLTU Pulang Pisau telah menciptakan ekonomi kerakyatan karena memanfaatkan limbah perkebunan berupa wood chip atau potongan kayu berukuran kecil yang berasal dari masyarakat di sekitar PLTU.
“Bahan baku biomassa yang digunakan berasal dari sumber daya lokal yang berasal dari perkebunan Kalimantan Tengah, hal ini diharapkan memberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat,” imbuh dia.
Bahan baku wood chip untuk bahan bakar PLTU Pulang Pisau salah satunya berasal dari masyarakat Desa Buntoi, Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News