Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mempercepat penyelesaian program 35.000 MW dengan mendorong percepatan penyelesaian kontrak pembangunan proyek pembangkit, transmisi, dan distribusi. PLN telah meneken delapan kontrak pada Kamis (18/5).
Delapan kontrak ini terdiri dari pembangunan pembangkit EPC (Engineering, Procurement, Construction) total sebesar 735,5 Megawatt dengan biaya Rp 6,28 triliun ditambah jaringan transmisi 150 kilo Volt (kV) sepanjang 246 kilometer sirkit (kms) dari Kabupaten Tayan sampai Sekadau, Kalimantan Barat dengan biaya mencapai Rp 299 miliar.
Total biaya keseluruhan proyek ini mencapai Rp 7,2 triliun.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, proyek yang ditandatangani ini sangat penting dan strategis untuk bangsa Indonesia, khususnya untuk pembangkit diesel (PLTD), karena lokasinya sangat banyak, lebih dari 400 lokasi yang tersebar di pulau-pulau di Indonesia.
Sebelumnya, PLN telah menekenproyek pembangunan PLTD terbesar, yakni Lot I total 10,3 MW dan Lot II total 27,2 MW. Sehingga secara keseluruhan total proyek pembangunan PLTD tersebar di seluruh Indonesia mencapai 772 unit atau setara dengan 443 MW.
“Nilainya kalau kita bandingkan dengan pembangkit-pembangkit di jawa tentu tidak besar. Tetapi nilai bagi penduduk pulau-pulau tersebut adalah manfaat yang sangat besar yang akan dirasakan. 1-2 Megawatt di pulau itu sama besarnya, sama pentingnya dengan nilai 1.000 MW di Jawa,” jelas Sofyan.
Dengan tambahan delapan proyek ini, Sofyan menyebut, total proyek yang sudah ditandatangani mencapai 23.000 MW. “Apa yang kita tandatangani hari ini adalah bagian dari rencana ke depan yang sangat besar yakni 35.000 megawatt pembangkit dan 46.000 kilometer transmisi. Sampai hari ini yang sudah ditandatangani hampir 23.00 MW dari total 35.00 MW, jadi masih ada 12.000, yang Insya Allah tahun ini semua selesai untuk proyek 35.000,” lanjut Sofyan.
Pembangunan proyek pembangkit ini direncanakan rampung pada 2018. Dengan begitu, rencana pemerintah untuk mewujudkan target rasio elektrifikasi sebesar 99% pada 2019 dapat tercapai.
Delapan proyek tersebut terdiri dari:
Lima kontrak proyek pembangkitan sebesar 735,5 MW, yakni:
1. MPP Paket 3 (PLTMG Tanjung Selor 15 MW, PLTMG Biak 15 MW, PLTMG Merauke 20 MW, PLTMG Langgur 20 MW, dan PLTMG Seram 20 MW), total 90 MW
2. MPP Paket 4 (PLTMG Maumere 40 MW, PLTMG Bima 50 MW, dan PLTMG Sumbawa 50 MW), total 140 MW
3. MPP Paket 5 (PLTMG Ambon 30 MW, PLTMG Bau-Bau 30 MW dan PLTMG Jayapura 40 MW), total 100 MW
4. PLTD tersebar Lot III, total 77,5 MW 64 lokasi
5. PLTD tersebar Lot IV, total 328 MW 60 lokasi
Dua kontrak pengadaan pembangunan transmisi 150 kV di Kalimantan Barat:
1. SUTT 150 kV Tayan - Sanggau,Kalbar, total 146 KMS
2. SUTT 150 kV Sanggau - Sekadau, Kalbar, total 100 KMS
Surat Penunjukan (LOI) proyek pembangkitan sebesar 25 MW:
1. MPP Nias total 25 MW
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News