kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

PLN teken jual beli listrik sembilan proyek EBT


Kamis, 16 November 2017 / 13:28 WIB
PLN teken jual beli listrik sembilan proyek EBT


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik negara (PLN) meneken Power Purchase Agreement (PPA) atau Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL) sembilan proyek pembangkit listrik energi terbarukan dengan pengembang listrik swasta (IPP) di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (16/11).

Penandatangan PPA tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan. Total kapasitas dari sembilan proyek EBT tersebut mencapai 640,65 MW dengan total investasi sebesar Rp 20,41 triliun.

Sembilan proyek tersebut terdiri dari PLTM Cibanteng di Kabupaten Bogor yang dibangun oleh PT Prima Ariya Energy dengan kapasitas 4,3 megawatt (MW). Nilai investasi Rp 71,4 miliar dan harga jual listrik kepada PLN sebesar US$ 6,51 sen per kWh. Proyek ini ditargetkan commercial operation date (COD) pada Januari 2019.

Kedua, PLTM Cikaso berkapasitas 9,9 MW di Kabupaten Sukabumi yang dibangun oleh PT Zhong Myn Hydro Indonesia dan ditargetkan COD pada Juli 2019. Total invesasi untuk proyek ini mencapai Rp 182,21 miliar dengan harga jual listrik sebesar US$ 6,51 sen per kWh.

Proyek ketiga, PLTM Tanjungtirta di Kabupaten Banjarnegara dengan kapasitas 8 MW. Proyek ini akan dibangun oleh PT Maji Biru Pusaka dan ditargetkan COD pada November 2018. Total investasi untuk proyek ini mencapai Rp 201,6 miliar dengan harga jual listrik US$ 6,52 sen per kWh.

Keempat yaitu PLTM Kincang 1 dengan kapasitas 0,35 MW di Kabupaten Banjarnegara yang akan dibangun oleh KPRI Koperca dengan total investasi sebesar Rp 9,14 miliar. Harga jual listrik US$ 6,52 sen per kWh. Proyek ini ditargetkan selesai pada Desember 2017.

Kelima, PLTM Bakal Semarak di Sumatra Utara dengan kapasitas 5 MW yang dibangun oleh PT Semarak Kita Bersama. Proyek dengan investasi Rp 125,64 miliar ini ditargetkan COD pada Maret 2020. Harga jual listrik untuk proyek ini sebesar US$ 7,89 per kWh.

Keenam, PLTP Rantau Dedap di Sumatra Selatan dengan kapasitas 86 MW yang akan dibangun oleh PT Supreme Energy Rantau Dedap. Nilai investasi untuk proyek ini sebesar Rp 8,2 triliun dengan harga jual listrik US$ 11,76 sen per kWh.

Ketujuh, di wilayah Sulawesi, PT Bone Bolango Energy akan membangun PLTM Bone Bolango di Gorontalo berkapasitas 9,9 MW. Nilai investasi Rp 416,4 miliar dan harga jual US$10,52 cent per kWh. Kedelapan, PT Poso Energy akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Peaker di Sulawesi Tengah dengan nilai investasi Rp 11,20 miliar dan harga jual listrik US$ 8,4 cent per kWh.

Terakhir, di Nusa Tenggara Barat PT Sumber Daya Investasi akan membangun PLTM Koko Babak di Lombk dengan kapasitas 2,3 MW. Nilai investasi Rp 86,7 miliar dan harga jual listrik US$ 10,40 cent per kWh

Jonan mengatakan, pemerintah terus mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Terbukti, sepanjang tahun ini sudah tiga kali penandatanganan PPA proyek listrik berbasis EBT dengan 69 IPP dan total kapasitas 1.189,22 MW.

Padahal menurut Jonan, dalam tiga tahun sebelumnya, belum ada penandatangan PPA proyek listrik berbasis EBT yang kapasitasnya sebesar tahun ini. "Jika lihat tiga tahun sebelumnya, total yang ditandatangani tidak ada 60 IPP dan enggak ada hampir 1.000 MW. Tahun ini, 1.200 MW, termasuk PLTA Poso yang tahun-tahun sebelumnya enggak selesai, ketemu saya sekali selesai," ujar Jonan dalam sambutannya, Kamis (16/11).

Makanya Jonan bilang pemerintah akan terus berkomitmen untuk mengembangkan EBT di bidang kelistrikan. Apalagi pemerintah telah menargetkan bauran energi dari EBT pada 2025 mendatang harus mencapai 23%.

Lanjut Jonan, pemerintah akan terus mendorong harga listrik dari EBT bisa terjangkau bagi masyarakat. "Komitmen kami untuk bangun tetap, namun mohon pengertian kedua belah pihak, sama-sama buat harga listrik terjangkau bagi masyarakat, patokan kami itu, affordibility bagi masyarakat," imbuhnya.

Direktur Utama PLN, Sofyan Basir menyebut, hingga saat ini memang sudah ada 1.000 MW pembangkit listrik berbasis EBT. Hingga akhir tahun, Sofyan bilang, akan ada 600 MW lagi penandatanganan PPA proyek listrik EBT.

Saat ini, total PLN sudah menandatangani PPA pembangkit listrik sebesar 31.000 MW. Hanya, sekitar 5.000 MW yang belum melakukan penandatanganan PPA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×