Reporter: Raymond Reynaldi |
JAKARTA. General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) dan Tangerang Purnomo Willy mengatakan, PLN memiliki kewajiban membeli listrik yang berasal dari sumber energi terbarukan, seperti sampah. “Kami punya kewajiban membelinya, berapa pun harganya,” kata Willy.
Willy menghitung, setidaknya pasokan listrik dari TPST itu mampu menghemat ongkos produksi pembangkit PLN yang berbasis solar, meski kapasitasnya tidak terlalu besar. Pasalnya, harga jual listrik hasil konversi gas metan itu akan lebih murah dibanding pembangkit listrik berbasis solar.
"Dibandingkan dengan batubara, ongkos sampah itu lebih mahal. Tapi dibandingkan solar, bisa hemat 30%-40%,” jelasnya.
Soal kesepakatan harga jual-beli listrik dari TPST ke PLN akan dituang pada keputusan Menteri ESDM, setelah fasilitas tersebut beroperasi penuh. “Kami kemungkinan dapat dari Marunda. Namun, berapa harganya kami masih belum tahu, karena saat ini baru pembicaraan awal saja dengan pemprov,” paparnya.
PLN Disjaya dan Tangerang pun berharap, pemerintah pusat maupun provinsi dapat terus berinovasi untuk menciptakan energi terbarukan guna mendukung ketersediaan listrik di Jakarta dan daerah sekamirnya. Adapun, beban puncak listri di seantero Jakarta telah mencapai 5.000 MW.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News