kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN wilayah Sulutenggo surplus listrik 70 MW


Kamis, 26 Mei 2016 / 13:33 WIB
PLN wilayah Sulutenggo surplus listrik 70 MW


Reporter: Azis Husaini | Editor: Dikky Setiawan

MANADO. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo kini mengalami surplus listrik. Ke depan sistem kelistrikan Sulutenggo juga akan terua kembali mendapatkan pasokan listrik dari beberapa pembangkit.

Deputi Manager Humas PLN Sulutenggo Tjante Rau mengungkapkan, dengan adanya Kapal Pembangkit dari Turki dan beroperasinya PLTG Gorontalo berkapasitas 100 MW maka pihaknya kini memiliki kapasitas terpasang 400 MW. "Sebelumnya kami defisit," kata dia, dalam kunjungan ke PLTMH Lobong, Kamis (26/5).

Kata dia, untuk beban puncak di Sulutengo mencapai 330 MW. Sehingga surplus saat ini mencapai 70 MW. "Kalau siang bahkan surplus bisa 100 MW," imbuh Tjante.

Tjante menambahkan, dengan adanya surplus ini diharapkan banyak investor yang menanamkan uangnya di Manado dan daerah sekitarnya. "Kami akan terus membangun pembangkit sebab kapal pembangkit dari Turki berkapasitas 120 MW itu hanya disewa 5 tahun," ujarnya.

PLTMH Lobong

Sementara itu, Manager PLN Area Kotamobagu Nimrod mengatakan, di daerah Kotamobagu PLN memiliki pembangkit listrik tenaga mini hidro Lobong. Pembangkit ini mampu memasok sistem kelistrikan 2x800 Kilo Watt (kW). "Ini dibangun tahun 2010," kata dia.

Asal tahu saja, Kotamobagu merupakan Kabupaten yang waktu tempuh dari Manado sekitar tiga jam. Daerah ini memiliki aliran sungai bernama Mongondow. Dari sungai itulah PLN membangun PLTMH.

Masyarakat di Desa Lobong mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Bahkan di Kabupaten Kotamobagu, Desa Lobong termasuk lumbung beras.

Nimrod bilang, proyek PLTMH ini tidak mengambil air dari sungai tetapi hanya membelokan aliran sungai untuk masuk ke turbin agar menggerakan generator untuk menghasilkam listrik. " Airnya kami buang lagi ke sungai," imbuh Nimrod.

Dua unit mesin pembangkit itu, lanjut Nimrod, dibeli dari China dan kemampuan produksinya sejauh ini bagus. "Mesin berhenti ada dua, pertama perawatan, kedua ada sampah," imbuh dia.

Nimrod menjelaskan, sungai Mongondow ini melewati dua daerah sehingga masih banyak warga yang membuang sampah. Alhasil volume sampah yang ada di sungai tersebut sangat tinggi. "Ini yang mengganggu produksi listrik," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×