Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT DFI Retail Nusantara Tbk. (HERO) melihat adanya pergeseran pola belanja masyarakat di tengah tren penurunan penjualan di industri ritel Tanah Air.
Head of Communications and Corporate Affairs PT DFI Retail Nusantara Tbk, Diky Risbianto, mengatakan bahwa saat ini konsumen lebih selektif dalam berbelanja dan cenderung membeli barang saat diperlukan dengan jumlah yang lebih sedikit. Menurutnya pelemahan daya beli masyarakat ini berdampak kepada perubahan pola belanja, sehingga menyebabkan masyarakat semakin selektif dan mengurangi pengeluaran belanja secara keseluruhan.
"Konsumen juga beralih dengan melakukan pembelanjaan secara online karena menawarkan kemudahan dan harga yang lebih murah," ujar Diky kepada Kontan.co.id, Selasa (13/5).
Ada pun, kini sektor ritel termasuk DFI Nusantara juga menghadapi berbagai tantangan yang cukup kompleks, baik dari sisi eksternal maupun internal.
Baca Juga: Balik Rugi jadi Untung, Begini Strategi ke Depan DFI Retail Nusantara (HERO)
Tantangan yang sedang dihadapi di antaranya yaitu pelemahan daya beli masyarakat, perubahan pola konsumsi, perubahan teknologi dan digitalisasi, serta adaptasi terhadap tren pasar yang kian cepat berubah.
"Dunia ritel menuntut respon yang cepat terhadap tren konsumen, oleh karenanya Guardian dan IKEA fokus mendorong pertumbuhan penjualan melalui berbagai inisiatif, mengoptimalkan rangkaian produknya, dan memperluas kehadiran omnichannel untuk meningkatkan aksesibilitas bagi pelanggan," tambahnya.
Lebih lanjut, meski banyak tantangan dihadapi peritel, DFI Nusantara melalui kedua unit bisnis Guardian dan IKEA Indonesia mencatatkan pertumbuhan penjualan yang stabil.
Hal ini sejalan dengan kinerja solid HERO yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp 27 miliar di kuartal-I 2025, berbalik dari rugi bersih Rp 132 miliar pada kuartal I tahun 2024.
Capaian ini ditopang pertumbuhan solid di seluruh unit bisnis, terutama pada segmen kesehatan dan kecantikan yang didorong oleh Guardian Health and Beauty.
Pendapatan bersih HERO kuartal-I 2025 juga naik 13% menjadi Rp 1,21 triliun dibandingkan kuartal I-2024, yang tercatat sebesar Rp 1,07 triliun.
Terakhir, dalam menghadapi tantangan penurunan daya beli masyarakat serta dinamika ekonomi yang terjadi saat ini, Diky menyampaikan bahwa Perseroan sebagai salah satu pelaku utama di sektor ritel telah menerapkan sejumlah strategi adaptif dan transformasional.
Diky menyampaikan bahwa perseroan menyadari pentingnya untuk terus beradaptasi dengan ekspektasi konsumen yang terus berkembang. Tidak cukup hanya menawarkan produk, tetapi juga harus mampu memberikan nilai, kemudahan, serta pengalaman yang relevan.
"Kombinasi antara kanal fisik dan digital, ditambah dengan kekuatan merek yang sudah terpercaya, menjadi modal utama kami dalam mempertahankan posisi kompetitif di industri," pungkasnya.
Selanjutnya: Multi Spunindo (MSJA) Bakal Buyback Saham, Siapkan Dana US$ 3,26 Juta
Menarik Dibaca: Cysteamine dalam Produk Skincare, Ini Manfaat dan Keamanannya untuk Kulit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News