Reporter: Oginawa R Prayogo |
LAMONGAN. Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Gunung Drajat di Lamongan memproduksi garam beryodium dengan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Garam rumahan tersebut bermerek Samudra dan ditargetkan untuk dijual di toko-toko ritel.
Biati Ahwarumi, pemilik usaha garam Samudra, dari Ponpes Sunan Gunung Drajat mengatakan, saat ini kapasitas produksi industri garam rumahan tersebut sebanyak 2 ton per hari. Rencananya, jika kapasitas tersebut sudah naik 5 kali lipat baru Ponpes akan menjadi pemasok ritel.
"Dengan tambahan alat baru, target kami di akhir tahun ini bisa produksi 10 ton per harinya. Setelah itu kami incar jadi suplai ritel ke Alfamart dan Indomart," ujar Biati kepada wartawan di pabriknya, Lamongan, Sabtu (25/5). Dia mengklaim garam yodium produksinya ini sudah sesuai standar nasional dengan kadar Natrium Khlorida (NaCl) mendekati 95%.
Biati bilang, sembari menunggu peningkatan kapasitas produksi pihaknya juga sedang mengurus sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Untuk urus perizinan ini kami dibantu dengan Fakultas Hukum Universitas Hang Tuah," jelas Biati.
Biati mengatakan awalnya produksi garam ini hanya kerjasama dalam bentuk penilitian saja antara KKP, Universitas Hang Tuah, dan santri SMK Ponpes Sunan Gunung Drajat pada tahun 2010. Kemudian di tahun 2012 menjadi sebuah unit usaha sendiri. Dia bilang omset bisnisnya tersebut sudah sebesar Rp 85 juta per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News