Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan Indonesia memiliki potensi lahan perikanan budidaya yang cukup luas. Tetapi hingga kini lahan budidaya tersebut belum dimanfaatkan oleh masyarakat.
"Potensi lahan budidaya di daratan sekitar 2 juta hektar. Sementara potensi lahan budidaya di laut lebih besar. Kalau berdasarkan rencana zonasi di berbagai provinsi, sekitar 2,6 juta hektar. Dari total itu yang termanfaatkan baru 7,6%. Ini masih kecil," ujar Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Safri Burhanuddin dalam keterangan tertulis, Rabu malam (10/6).
Menurut dia, salah satu kendala pemanfaatan lahan budidaya ini berkaitan dengan kultur belum ada kemauan. Sehingga meski sudah ada lahan budidaya di depan mata, bila tidak ada pihak yang mau memanfaatkannya, lahan tersebut tetap akan terbengkalai.
Baca Juga: Tambah nilai jual, KPP kaji budidaya ikan tuna di Teluk Tomoni
Tak hanya itu, banyaknya regulasi di tingkat kementerian dan pemerintah daerah pun menjadikan masyarakat enggan menekuni sektor perikanan budidaya.
"Banyak keluhan dari masyarakat soal banyaknya regulasi. Pemerintah di sini tugasnya menyederhanakan regulasi. Contoh kalau mau budidaya udang saja ada 21 izin yang harus diurus. Bagaimana orang mau budidaya kalau lihat regulasinya panjang begitu. Setiap kementerian, daerah, ada ijin," kata Safri.
Karena itu, dia pun mengatakan akan melakukan kerja sama dengan KSP dan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menyederhanakan regulasi ini.
Selain memangkas regulasi, pemerintah juga tengah melakukan intensifikasi terhadap lahan-lahan budidaya yang dimiliki masyarakat.
Baca Juga: Hore!, Nelayan dan pembudidaya ikan dapat insentif dan bansos, ini perinciannya
Pemerintah juga akan menetapkan fokus komoditas budidaya unggulan di tiap-tiap daerah, hingga membangun sentra kelautan dan perikanan terpadu.
"Komoditas perikanan kan banyak. Kami sarankan agar kita fokus setidaknya lima komoditas saja. Sehingga kita bisa kembangkan berdasarkan market intelligentnya," katanya.
Menurut dia, pihaknya akan melakukan pemeriksaan terkait pasar hingga kompetitor yang ad. Nantinya pemerintah pun akan membantu mengkonsentrasikannya di satu tempat yang terintegrasi.
"Kalau semua terintegrasi mulai dari perikanan tangkap, perikanan budidaya, listrik, industri, akses perbankan dan pelabuhannya ada di satu lokasi, untuk menurunkan harga produksi mudah dan tentu harga kita akan bersaing di pasar," tambah Safri.
Baca Juga: Siap-siap, PT Perinus dan Perum Perindo akan dapatkan PMN masing-masing Rp 500 miliar
Safri pun optimistis atas masa depan sektor perikanan budidaya. Menurut dia, perikanan budidaya pun memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan perikanan tangkap. Namun, menurutnya potensi yang ada harus dioptimalkan.
"Potensi perikanan budidaya 16 kali lipat daripada perikanan tangkap. Tapi ini belum normal, karena kita punya hamparan laut, tempat-tempat budidaya yang bagus belum dioptimalkan. Data BPS menyebutkan potensi perikanan budidaya kita kurang lebih 3.000 triliun per tahun, kalau ini mau dimanfaatkan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News