Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Presisi Tbk (PPRE) membidik perolehan kontrak baru sebesar Rp 3,5 triliun - 3,7 triliun pada 2021. Proyek yang dibidik oleh perseroan pada 2021 berasal dari sektor konstruksi dan jasa pertambangan.
Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso menyampaikan, dari sektor konstruksi terdapat beberapa proyek potensial seperti, Bendungan Lambakan di Kalimantan Timur, Bendungan Lewi Keris tahap 2 (Lanjutan) di Ciamis, dan jalan Tol Bawen-Jogya, proyek jalan Tol Rengat-Pekanbaru, Jalan Tol Muara Enim-Lubuk Linggau, dan Tol Serang-Panimbang Seksi 3.
Selain itu, ada pula proyek Pelabuhan Patimban fase 2 di Kota Baru Patimban, Hauling Road di Kalimantan Timur, dan smelter nikel Morowali-Konawe. Sementara dari jasa pertambangan bakal dibidik pada tambang nikel di Sulawesi Tenggara dan Bauksit di Kalimantan Barat.
Baca Juga: Kontribusi penjualan emas dongkrak kinerja BRMS di kuartal III 2020
Lini bisnis jasa pertambangan yang sudah PPRE mulai dari 2019 dan di 2020 juga diharapkan bisa memberikan kontribusi kepada kinerja perseroan sebesar 10%-15% di 2021.
"Kami optimis dimana beberapa proyek infrastruktur akan segera dimulai, tentunya kami berharap dapat memperoleh beberapa proyek potensial dari jalan tol, dan juga bendungan. Selain itu program strategis kami yang mengarah ke tambang diharapkan bisa memberikan kontribusi kepada kinerja perseroan sebesar 10%-15%," ujar Benny saat paparan publik perseroan secara virtual, Kamis (10/12).
Sementara per November 2020 PPRE telah mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 2,3 triliun. Realisasi itu melampaui target atau mencapai 108% dari target Rp 2,2 triliun.
Selama November, tambahan kontrak baru yang diperoleh antara lain Bendungan Tamblang, yang terletak di Buleleng, Bali. Lalu pabrik semen Kobexindo di Sangata. Kemudian jalan akses Kertajati, Jawa Barat serta Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah.
Baca Juga: Permintaan baja diproyeksi membaik, Gunung Raja Paksi (GGRP) siap ekspansi
Pihaknya optimis sampai akhir 2020 perseroan bisa mendapatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 2,8 triliun dari target sebelumnya yang sudah berhasil di capai sebesar Rp 2,3 triliun. Sementara untuk target pendapatan di 2020 pihaknya optimis bisa mendapatkan sekitar Rp 2,8 triliun- Rp 2,9 triliun.
"Sampai dengan November 2020 kami memperoleh kontrak baru Rp 2,3 triliun, di bulan Desember kami akan mendapatkan proyek di Rp 400 miliar dimana proyek yang ditargetkan yaitu Kawasan Industri Batuta di Kalimantan Timur, proyek fly over di Bandung dan juga Kertajati yaitu melalui anak usaha kita LMA. Sehingga kami berharap target perolehan kontrak di 2020 sebesar Rp 2,8 triliun bisa tercapai" jelas Benny.
PPRE juga menerapkan berbagai strategi dalam mendongkrak kinerja perseroan di tahun 2021 mendatang. Ada dua strategi utama yang akan dilakukan perseroan meliputi, perluasan pasar eksternal dan juga peningkatan sinergi antara perseroan dan induk perseroan yaitu PT PP Tbk maupun dengan anak perusahaan PT PP lainnya.
Di sisi eksternal perseroan akan fokus pada proyek-proyek yang bersifat infrastruktur spesialis terutama di bidang jasa pekerjaan jalan, jembatan, kemudian pekerjaan tanah, serta mining services dan yang tidak kalah penting dalam mengoptimalisasi aset-aset perseroan, perseroan akan masuk ke dalam pasar production plan yaitu pekerjaan aspal untuk proyek-proyek jalan.
Baca Juga: Memperkuat penjualan online, Matahari Putra Prima (MPPA) kolaborasi dengan Tokopedia
Perseroan juga aktif untuk mengikuti beberapa tender-tender proyek yang dilakukan oleh Kementerian PUPR maupun Kementerian BUMN, dan swasta-swasta nasional lainnya.
Sementara dari sisi internal, perseroan akan bersinergi dengan induk perusahaan serta anak perusahaan PTPP lainnya melakukan optimalisasi dan peningkatan sinergi seperti yang sudah di lakukan di Kawasan Industri Batang dan juga di Kawasan Wisata Mandalika yang ada di Lombok.
"Di situ PP Presisi berperan end to end untuk melaksanakan proses pekerjaan yang didapatkan dari PT PP tak terkecuali optimalisasi dari sumber daya manusia," ungkap Benny.
Selanjutnya: Ultrajaya (ULTJ) optimistis memimpin pangsa pasar susu UHT Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News