Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti akan fokus mengembangkan proyek di landbank atau lahan yang sudah dibeli perusahaan tahun lalu. Perusahaan menyebut tahun ini adalah tahun produksi. Oleh karena itu, mereka akan banyak merilis proyek baru di 2018 dan melakukan pengembangan di proyek eksisting.
Setidaknya, ada tiga proyek baru yang akan diluncurkan perusahaan tahun ini. Galih Saksono, Direktur Realti PP Properti mengatakan, proyek-proyek tersebut akan diluncurkan pada semester II mendatang.
Proyek yang paling dekat akan dirilis adalah proyek Transit Oriented Development (TOD) Stasiun Juanda Jakarta. PP Properti memastikan akan mulai memasarkan proyek tersebut usai Lebaran tahun ini. Pemasaran proyek ini cukup lambat mengingat seremoni groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunannya sudah dilakukan sejak Oktober 2017.
Pemasaran proyek tersebut memang terhambat karena proses perizinan yang panjang karena akan dibangun di lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan terletak di kawasan DKI Jakarta. "Saat ini izinnya sudah dapat dan akan mulai kami pasarkan setelah Lebaran dan pembangunan akan dilanjutkan," kata Galih di Jakarta, Senin (28/5).
TOD Stasiun Juanda terdiri atas dua menara yang akan mencakup sebanyak 627 unit hunian di atas lahan seluas 5.903 m2. Proyek ini akan menelan investasi Rp 300 miliar. Proyek TOD Juanda ini memiliki komposisi hunian Rusunami yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 171 unit dengan luas per unit 32 m2 dan harga jual Rp 7 juta per m2.
Proyek kedua adalah Apartemen Petra di Surabaya. Proyek ini akan dibangun di lahan seluas 1,9 hektare (ha) dan akan mencakup lima menara. Tahap pertama akan diluncurkan satu tower dengan kapasitas sekitar 600 unit.
Apartemen Petra ini rencananya akan mulai dijual pada Agustus 2018. Proyek ini akan dibanderol mulai harga Rp 350 juta per unitnya. "Pengembangan proyek ini akan dilakukan bertahap. Tahun ini satu tower dulu. Kemungkinan butuh 7 tahun untuk mengembangkan proyek ini," kata Galih.
Sedangkan proyek yang ketiga adalah Entrance Suramado yaitu proyek kawasan terpadu yang akan dibangun di kaki kereta gantung Suromadu. Disana, PPRO memiliki lahan di dua titik masing-masing 4 ha dan 2 ha. Proyek yang akan dikembangkan tahun ini merupakan bagian dari lahan 4 ha tadi.
Kedua lahan itu dikambangkan secara join venture (JV) dengan pemilik lahan. Lahan 4 ha tadi akan dikembangkan menjadi kawasan yang akan meliputi lima tower hunian, satu hotel, satu gedung kantor dan satu mall. Tahap pertama akan diluncurak satu tower apartemen segmen mennegah ke bawah. "Ini rencananya akan diluncurkan September bersamaan dengan peresmian Kereta Gantung Suromadu," kata Galih.
Disamping ketiga proyek itu, PP Properti juga sedang menyiapkan dua proyek lain yaitu Aerocity Kertajati dan Proyek Lamozi Margonda. Namun, pengembangan keduanya akan dilakukan tergantung penjajakan penjualan borongan (bulk sales) dengan mitra strategis.
Apartemen Lamozii Margonda akan dibangun di lahan sekitar 1 ha dan lokasinya persis berada di belakang SPBU Margonda. Rencananya akan dibangun tiga tower apartemen di sana. Saat ini, PPRO menjajaki penjualan satu tower ke PT Samander Bisnis Nusantara (SBN) senilai Rp 250 miliar.
Apartemen di Kertajati merupakan bagian tahap pertama dari rencana pengembangan Aerocity seluas 300 hektare (ha) yang dikerjasamakan
PPRO dengan BIJB Aerocity Development yaitu anak usaha PT Bandara International Jawa Barat (BIJB) selaku pengelola Bandara Kertajati.
Tahap pertama, perusahaan akan membangun empat tower apartemen dengan kapasitas 1.100 unit. Galih mengatakan, saat ini pihaknya masih menjajaki penjualan satu secara borongan untuk satu tower dulu kepada satu maskapai. "Kalau itu sudal deal, akan langsung kita bangun. kemudian kita akan coba tawarkan tower kedua tahun ini," katanya.
PP Properti saat ini tercatat memiliki landbank seluas 297 ha. Sementara untuk marketing sales, perusahaan membidik target Rp 3,8 triliun tahun ini. Perusahaan optimis target itu akan dilampaui karena sudah mencatatkan penjualan bulk sales Rp 2,1 triliun saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News