kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PP Properti (PPRO) lirik proyek rumah tapak


Kamis, 23 Januari 2020 / 05:10 WIB
PP Properti (PPRO) lirik proyek rumah tapak


Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Per 1 Januari 2019 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 72 mulai diterapkan. PSAK 72 mengatur  pengakuan pendapatan berdasarkan serah terima bangunan. 

Penerapan PSAK 72 ini mempengaruhi emiten sektor properti. Utamanya, emiten dengan proyek high rise building karena waktu pengerjaan proyeknya yang lebih lama dibandingkan proyek landed house atau rumah tapak. 

Baca Juga: Apartemen di Jakarta diproyeksikan mengalami pasokan yang sangat besar tahun ini

Salah satu emiten properti yang mengandalkan proyek high rise building adalah PT PP Properti Tbk (PPRO). Menanggapi hal ini, Direktur Keuangan PPRO Indaryanto mengatakan pihaknya tidak begitu khawatir.

Sebab, PPRO memiliki proyek proyek yang tengah berlangsung. Berdasar keterangan, Indaryanto saat ini PPRO memiliki total 23 proyek. 

Adapun proyek yang akan diserahterimakan pada tahun 2020 berjumlah 15. Lima proyek diantaranya sudah selesai tahun 2019, di mana kontribusi pendapatannya masih akan berlangsung di tahun ini. 

Selain itu, PPRO mengambil strategi lain dengan memasuki proyek rumah tapak. Proyek ini akan dimanfaatkan sebagai pendorong proyek high rise building sebab waktu pengerjaan lebih singkat.  Asal tahu saja, rumah tapak biasanya bisa dikerjakan dalam dua hingga tiga bulan, sementara high rise building memakan waktu dua hingga tiga tahun. 

Baca Juga: Properti pusat perbelanjaan catat penurunan kekosongan ruang di 2019

"Kami masih tetap di high rise, yang rumah tapak jadi supporting saja," tambahnya. Adapun ke depan, komposisi proyek yang dikerjakan PPRO akan menjadi 70% high rise building, sementara 30% sisanya proyek rumah tapak. 

Asal tahu saja, sektor properti dalam waktu dekat juga akan dipengaruhi oleh hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang berlangsung 22 Januari 2020 hingga 23 Januari 2020. Indaryanto berharap BI akan menurunkan tingkat suku bunga acuan yang saat ini berada pada angka 5%. 

"Tingkat suku bunga bank juga otomatis turun, nanti kredit konsumtif untuk apartemen, rumah, dan sebagainya akan menurun. Otomatis pembeli apartemen akan bertambah," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×