kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PP Urban akan genjot kontribusi pendapatan bisnis propertinya


Minggu, 23 September 2018 / 18:42 WIB
PP Urban akan genjot kontribusi pendapatan bisnis propertinya
ILUSTRASI. Jokowi groundbreaking pembangunan Rusunami


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Urban saat ini sudah menjadi pengembang. Anak usaha PTPP ini tidak hanya fokus di bisnis jasa konstruksi dan produksi beton precast lagi, tetapi sudah mulai mengembangkan proyek-proyek properti

Lantaran masih baru mulai masuk ke bisnis properti, target penjualan PP Urban sebesar Rp 1,5 triliun tahun ini akan didominasi oleh jasa konstruksi dan precast masing-masing 60% dan 25%. Sedangkan properti diharapkan hanya akan menyumbang 15%.

Namun, ke depan, PP Urban ingin memperbesar bisnis propertinya dan diharapkan bisa menyumbang pendapatan paling besar.

"Dalam lima tahun ke depan, kami ingin bisnis properti berkontribusi 50%. Sementara jasa konstruksi dan precast 50%." kata Nugroho Angung Sanyoto, Direktur Utama PP Urban pada Kontan.co.id, Sabtu (22/9).

Nugroho mengatakan, dalam mengembangkan bisnis properti, PP Urban hanya akan fokus di segmen menengah bawah. Perusahaan akan menyediakan hunian-hunian terjangkau untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

PP Urban tidak akan masuk ke segmen menengah ke atas karena sudah ada anak usaha PTPP yang lain yang bermain di segmen tersebut yakni PT PP Properti Tbk. Ke depan, perusahaan akan banyak melakukan kerja sama lewat sinergi BUMN dalam mengembangkan proyek-proyek hunian properti.

Sementara saat ini, PP Urban masih fokus untuk mengembangkan lahan yang sudah mereka miliki sendiri. Ada dua proyek yang sedang dikembangkan perusahaan yaitu Urban Town Serpong dan Urban Town Karawang.

Urban Town Serpong dikembangkan di lahan seluas 1,1 ha. Proyek ini terdiri dari tower A dan tower B dengan total kapasitas 1.700 unit. Saat ini, baru dipasarkan tower A sebanyak 400 unit yang dijual dengan harga Rp 10 juta per meter persegi (m2).

Sementara Urban Town Karawang akan dibangun di lahan seluas 2,8 ha dan ditargetkan akan ada delapan tower hunian vertikal di sana. Tahap awal, PP Urban mengembangkan satu tower hunian low rise setinggi delapan lantai dengan kapasitas 310 unit. Hunian ini dibanderol dengan harag Rp 8,4 juta per m2.

Saat ini, PP Urban sedang menyiapkan satu proyek baru di Sudimara, Tangerang Selatan, yang akan mulai dibangun dan dipasarkan pada Januari 2019.

Nugroho mengatakan, mereka sudah memiliki lahan seluas 5 ha dekat dengat stasiun Sudimara. Di sana rencananya akan dibangun delapan tower apartemen.

Rencananya, proyek itu akan mulai dibangun yang ditandai dengan groundbreaking atau peletakan batu pertama pada Januari 2019.

Pemasaran akan dilakukan paska groundbreaking tersebut. "Saat ini prosesnya sedang dalam pembuatan design. Proyek ini lebih strategis lagi karean dekat dengan stasiun Sudimara. Harganya mungkin akan lebih tinggi dari Urban Town Serpong," kata Nugroho.

Adapun rencana kerja sama PP Urban dan Perusahaan asal Korea, Hanwha Engineering & Construction Corporation untuk membangun hunian murah batal dilakukan.

Nugroho bilang, pupusnya rencana kerja sama itu karena belum ada aturan di Indonesia yang memperbolehkan pemerintah menyerap hasil produksi dari pengembang.

"Dulu rencana kerja sama itu untuk membangunan MBR secara massal. Hanwa itu berpengalaman bangun rumah massal di Irak karena pemerintahnya bisa off taker produk yang mereka hasilkan. Sementara di Indonesia, pemerintah tidak bisa melakukan off taker. Kalau kami bangun massal tetapi pembelinya tidak ada, secara bisnis tidak menarik. Karena untuk bangun satu pabrik dengan Hanwa itu butuh investasi Rp1 triliun," jelas Nugroho.

Di bisnis precast, PP Urban tidak akan terlalu agresif dalam melakukan ekspansi. Perusahaan hanya ingin fokus memenuhi kebutuhan internal grup PTPP saja. Sebab menurut Nugroho, pemain bisnis beton pracetak sudah sangat banyak dan kapasitas produksinya terutama dari perusahaan BUMN lain sangat besar.

"Jadi precast kami ini pada prinsipnya untuk menyokong proyek-proyek kami dan induk saja. Saat ini, 85% penjualan kami masih dari internal grup." kat Nugroho.

Sementara di sektor jasa konstruksi, PP Urban hanya fokus menggarap gedung-gedung dengan nilai kontrak di bawah Rp 200 miliar.

Sementara jika sudah lewat dari itu akan digarap oleh induknya. Adapun proyek -proyek yang sedang digarap perusahaan saat ini antara lain Rumh sakit di Palembang, Rumah sakit di Makassar, Gedung Pemda Sukoharjo, Gedung Inka Madium, Universitas Muhamamdiah, Gedung Telkom di Bandung, Gedung Dapem BI dan lain-lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×