Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jabatan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya terisi pasca dilantiknya Tutuka Ariadji pada Jumat (6/11).
Kepada Dirjen Migas yang baru, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan target pemerintah ke depan yakni untuk meningkatkan lifting dan menekan subsidi.
Arifin menegaskan, sejumlah upaya disisi hulu dan hilir harus dilakukan tanpa mengurangi apa yang dibutuhkan masyarakat. Kuncinya yakni dengan efisiensi.
Menurut Arifin, Tutuka merupakan sosok tepat guna mengisi pos dirjen migas, terlebih untuk mengejar target lifting 1 juta barel per hari (bph) pada 2030 nanti.
"Dia kan pengetahuan di bidang perminyakan, ekplorasi, ekploitasi jadi pas dibidang migas," ungkap Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (6/11).
Baca Juga: Menteri ESDM tantang dirjen migas baru implementasikan EOR
Arifin melanjutkan, salah satu yang turut menjadi fokus yakni penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR) di industri hulu migas.
Menurutnya, selama ini EOR selalu digembar-gemborkan namun belum menunjukkan realisasi yang jelas.
"Memang harus percepat program EOR ini, selama ini kan hanya ngomong aja. Kita ingin dibuat program yang jelas, dimana lokasinya, kapan pelaksanaan dan target yang hendak dicapai," tegas Arifin.
Disisi lain, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan pihaknya telah melakukan beberapa kali komunikasi ketika Tutuka masih merupakan seorang akademisi.
Pasca Tutuka dilantik menjadi Dirjen Migas, Dwi berharap, visi iminyak 1 juta bph dan gas 12.000 mmscfd dapat tercapai lewat sinergi Kementerian ESDM, SKK Migas dan KKKS.
"Sesuai arahan pak menteri, maka perlu ada terobosan khususnya dengan kondisi harga minyak dan gas seperti sekarang," ujar Dwi, Jumat (6/11).
Dwi pun mengharapkan, dengan ditunjukknya Tutuka maka ke depannya sejumlah hal terkait perizinan hulu migas dapat berjalan dengan singkat seperti rencana pengembangan (Plan of Development) suatu lapangan migas.
Sementara itu, Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, visi 1 juta barel per hari memang merupakan salah satu tugas yang diminta oleh pemerintah.
Ia optimistis target tersebut masih mungkin tercapai di 2030 nanti. "Kalau potensi cukup, tinggal bagaimana bekerja upayakan itu," kata Tutuka.
Ia menilai, target lifting 1 juta barel dapat diraih lewat sejumlah upaya seperti eksplorasi, eksploitasi, optimasi water flood serta Enchanced Oil Recovery (EOR).
Secara khusus untuk Blok Rokan, Tutuka mengakui tugas ini menjadi yang paling berat.
"Ini paling berat dan saya harus masuk dulu untuk kerjasama dengan Pertamina kemudian kita menguraikan masalah utamanya apa, baru ke detail. Terlalu dini untuk jawab sekarang," imbuh Tutuka.
Selanjutnya: Menteri ESDM lantik dirjen migas dan dirjen EBTKE yang baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News