kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Prabowo Yakin RI Capai Swasembada Energi, Tak Lagi Impor BBM dalam 5 Tahun


Senin, 20 Januari 2025 / 13:10 WIB
Prabowo Yakin RI Capai Swasembada Energi, Tak Lagi Impor BBM dalam 5 Tahun
Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan pada peresmian 37 proyek ketenagalistrikan di 18 provinsi di PLTA Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025).


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - SUMEDANG. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan keyakinannya Indonesia akan mencapai swasembada energi dalam waktu lima tahun ke depan, termasuk mengakhiri ketergantungan pada impor bahan bakar minyak (BBM).

Hal tersebut disampaikan saat meresmikan 26 proyek pembangkit listrik berkapasitas total 3,2 gigawatt yang tersebar di 18 provinsi, di Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1).

“Kita harus swasembada energi, dan sasaran kita adalah 100% swasembada energi. Saya percaya dalam waktu yang tidak lama, kita tidak akan lagi impor BBM dari luar. Saya memiliki keyakinan, dalam lima tahun kita tidak akan impor BBM lagi,” kata Prabowo di Sumedang, Senin (20/1).

Menurut Prabowo, keberhasilan ini akan menjadi bagian dari transformasi energi yang terus didorong pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.

Baca Juga: Prabowo Resmikan 26 Pembangkit Listrik Senilai Rp 72 Triliun

Prabowo pentingnya kemandirian energi dalam menghapus kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, serta mempercepat industrialisasi dan hilirisasi sumber daya alam dalam negeri.

Catatan Kontan, ambisi Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada energi dengan menghentikan impor minyak nampaknya bakal sulit terwujud.

Upaya ini dihadapkan pada tantangan berat menyusul rendahnya produksi minyak dalam negeri, yang jauh di bawah konsumsi harian.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut, kebutuhan minyak domestik mencapai 1,4-1,5 juta barel per hari (bph).

Sementara, produksi minyak nasional hanya 500.000-600.000 bph. Selisih yang cukup besar itu masih dipenuhi melalui impor.

"Kami tetap memastikan impor secara hati-hati, sembari mengoptimalkan potensi dalam negeri," ujar Bahlil dalam kunjungannya ke RDMP Balikpapan, Sabtu (14/12).

Dus, berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), defisit neraca perdagangan migas selama Januari-Oktober 2024 sebesar US$ 17,39 miliar.

Khusus defisit di bulan Oktober 2024 tercatat US$ 2,32 miliar. Perinciannya, ekspor senilai US$ 1,35 miliar dan impor sebesar US$ 3,67 miliar.

Baca Juga: Anak Usia 6-18 Tahun Dapat Pemeriksaan Kesehatan Gratis Saat Tahun Ajaran Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×