kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Presdir Amman Mineral Rachmat Makkasau: Kami tetap berkomitmen membangun smelter


Jumat, 17 Mei 2019 / 14:29 WIB
Presdir Amman Mineral Rachmat Makkasau: Kami tetap berkomitmen membangun smelter


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT), sebelumnya adalah PT Newmont Nusa Tenggara berkomitmen membangun smelter di Sumbawa Barat. Sampai Februari 2019 progresnya sudah mencapai 13,83%.

Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Rahmat Makkasau mengungkapkan, dalam UU Minerba dan aturan turunannya perusahaan mineral wajib membangun smelter atau pabrik pengolahan dan pemurnian dengan teknologi Outotec Oyj. Perusahaan itu telah ditunjuk untuk mengembangkan Front-End Engineering Design.

"Saya mesti jelaskan, bahwa awalnya Newmont yang sekarang Amman tidak punya keinginan membangun smelter, tetapi ketika menjadi perusahaan nasional maka pemegang saham komitmen membangun smelter meski tidak mudah, dari yang tidak ada rencana, menjadi punya rencana," imbuh dia, Kamis (17/5).

Rahmat menjelaskan, saat ini proyek smelter Amman Mineral akan berada di Pulau Sumbawa, Sumbawa Barat sudah mencapai 13,83% pada Februari 2019. "Bulan Juli evaluasi selanjutnya," katanya.

Dia menerangkan bahwa proyek ini akan memiliki kapasitas 1,3 juta ton konsentrat. Saat ini persiapan akan terus dilakukan dan mulai beroperasi pada tahun 2022. "Tentu tidak semudah ke kapasitas maksimum. Mungkin 2023 baru bisa maksimum produksinya," ujar dia.

Rachmat mengatakan, pihaknya tidak akan menggandeng patner untuk membangun smelter. Sebab, berkaca pada pengalaman sebelumnya, perusahaan sudah berupaya melakukan penjakakan tetapi tak kunjung berhasil. "Kami akan bangun sendiri. Tetapi jika di perjalanan nanti ada yang mau bertpatner kami tidak menutup." ungkap dia.

Dia juga menegaskan bahwa pihaknya belum ada rencana membangun industri lanjutan, seperti pengolahan slag dan asam sulfat untuk keperluan semen dan petrokimia atau gipsum. Namun, lumrahnya begitu ada sumber bahan baku maka industri lainnya akan mengikuti. "Kami fokus membangun smelternya saja, kami tidak ikut dalam proses industri lanjutannya," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×